Jatengtime.com-Demak-Sekda Demak, Akhmad Sugiharto, ST.MT ternyata punya teknik pertanian khusus dalam mengawetkan 90 gunungan sayuran yang ditata dilapangan setda dengan kondisi langsung terpapar terik matahari agar tidak layu.
Teknik khusus yang diterapkan Sekda sekaligus juga menjabat Ketua PPBI (Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia) Cabang Demak yang sudah menekuni bonsai sejak kuliah ini mengadopsi teknik dalam meyelamatkan bonsai-bonsainya saat stres, layu, habis gati media tanam sekaligus potong akar, sedang kritis diserang hama dan lain-lain.
“ Menurut pengalaman di dunia bonsai cukup sederhana, cukup disemprot vitamin B1 khusus tanaman yang kebetulan saya punya dan baru digunakan setengah takaran. Untuk sayuran ini saya mengadopsi dari perawatan bonsai-bonsai saya yang sedang bermasalah dengan kesehatanya. kan sayuran dan bonsai sama-sama tanaman to…” kata Sugiharto.
“ Tanaman pada umumnya akan layu karena berbagai kondisi seperti pergantian media tanam atau kurangnya nutrisi. Hal ini bisa diatasi dengan memberikan vitamin B1 pada tanaman tersebut karena vitamin B1 atau Tiamin dapat menjaga tanaman tetap segar dan memulihkan kondisinya…” terangnya.
Sekda menuturkan prosentase keberhasilan dalam menggunakan vitamin B1 khusus tanaman memang tdak bisa dipastikan. Kebetulan Sekda masih punya stok vitamin B1 khusus tanaman yang kebetulan produk salah satu raksasa pertanian dunia (Thailand) untuk mengawetkan sayuran yang di tata pada 90 gunungan.
“ Kan ya eman-eman dan tidak enak dipandang seandainya 90 gunungan sayuran itu lonyot (layu). Kita hanya berusaha, memang seharusnya 90 gunungan sayuran tersebut diletakan ditempat yang teduh atau dilindungi paranet 80 persen setidaknya 3 lapis.
Diketahui, 90 gunungan sayuran tersebut, Minggu (16/6/2024) di tata dilapangan setda Demak langsung dibawah sengatan terik matahari tanpa atap peneduh. Secara logika dan ilmu pertanian, sayuran tersebut dipastikan layu karena tidak kuat menahan terik matahari yang hari ini sangat panas.
Panita dari Kemenag sebagai pihak yang membuat 90 gunungan sudah menyediakan minuman yang mengandung soda (soft drink) untuk sarana mengawetkan sayuran. Rencana sekitar pukul 16.00 dinilai Tim MURI untuk mendapatkan sertifikat Rekor MURI.
“ Minuman yang mengandung soda memang bisa digunakan untuk mengawetkan, seperti jaman dulu kalau ada yang nikah, hiasan dekorasi disemprot minaman tersebut. Tapi ingat…itu berada dibawah tenda, tidak terkena panas matahari langsung lho…” ungkapnya.
“ Sayuran-sayuran tersebut kan pada dasarnya sedang mengalami stres karena habis dicabut dari tanah atau dipotong. Sayuran ini terluka, mereka dalam keadaan dehidrasi. Hasil riset menyebut sof drink justru akan memperparah dehidrasi pada sayuran…” paparnya.
“ Pokoknya kita harus tetap berusaha gimana caranya sayuran tersebut tetap awet hingga nanti malam pada prosesi Tumpeng Songo (9) dan 90 gunungan diarak dari pendopo kabupaten hingga Masjid Agung Demak. Kemudian habis selamatan Grebeg Besar dibagikan kepada masyarakat. Kan ya eman-eman dan tidak enak dipandang. Semoga dengan disemprot vitamin B1 90 gunungan sayuran tetap segar hingga usai acara…” pungkasnya.