Jatengtime.com-Demak-Bupati dr.Eistianah,SE meminta kepada Dinas PUTARU dan BPBD agar Pompa Air Bergerak (Mobile Pump) setelah selesai beroperasi menyedot genangan air banjir di wilayah Demak Kota agar dipindah ke kampung Domenggalan wilayah RW III, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak yang masih tergenang.
Permintaan bupati disampaikan saat meninjau lokasi kepada petugas DinPUTARU yang piket menjaga 4 pompa air Alcon 4 inch di atas jembatan kampung Domenggalan, Minggu (24/3/2024) sore.
“ Kalau melihat cakupan wilayah genangan air pasca banjir yang meliputi 1 RW, saya rasa 4 pompa Alcon masih kurang signifikan. Oleh karena itu, jika ada Pompa Air Bergerak (Mobile Pump) yang sudah selesai beroperasi dan lokasinya dekat saya minta dipindah kesini agar lebih cepat dan efisien mengurangi debit air yang masih menggenang di pemukiman warga dan areal persawahan…” kata Eisti.
“ Harapanya agar masyarakat yang terdampak banjir di wilayah RW III dan mungkin wilayah lain yang berdekatan dapat segera kembali ke rumahnya masing masing, warga yang punya sawah, padinya masih bisa diselamatkan…” ungkapnya.
Plt KadinPUTARU Rudatin Suryandari, ST, M.Si menjelaskan awalnya 4 pompa Alcon yang beroperasi memompa air dari wilayah Krapyak dan Betokan, Minggu pagi yang selesai terlebih dahulu, kemudian kita geser ke Kampung Domenggalan. Sedangkan 1 Pompa Air Bergerak (Mobile Pump) di wilayah Singorejo diperkirakan Minggu sore baru selesai, kemudan langsung dipindah menggantikan 4 pompa Alcon.
“ Minggu pagi, baru 4 pompa Alcon yang selesai menyedot air dari wilayah Krapyak dan Betokan, kita kirim ke Kampung Domenggalan, sedangkan Pompa Air Bergerak (Mobile Pump) di wilayah Singorejo masih beroperasi dan diperkirakan sore baru selesai…” kata Rudatin.
“ Begitu ibu bupati menghubungi saya, Pompa Air Bergerak (Mobile Pump) yang di wilayah Singorejo sudah selesai beroperasi dan langsung dikirim ke Kampung Domenggalan. Tepat waktu berbuka puasa, Pompa Air Bergerak (Mobile Pump) yang dirakit dilokasi bersama rekan DinPUTARU, BPBD dibantu relawan PMI langsung bisa beroperasi…” imbuhnya.
Wahyu Murdoko, ketua tim Pompa Air Bergerak (Mobile Pump) BPBD menyatakan, pengoperasian Mobile Pump tidak boleh sembarangan, harus hati-hati karena ukuranya yang besar. Karena bersifat portabel, pompa air besar dan semua perlengkapanya harus ditarik dengan kendaraan yang mumpuni.
“ Pompa ini kan aset daerah, ukuranya besar, dirakit di chasis 4 roda gandeng dan harus ditarik dengan kendaraan yang kuat. Kita tidak boleh sembarangan memindahkan atau mengoperasikan pompa ini. Biasanya kita untuk merakit pompa ini hingga keluar air dibutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan minimal 6 personil. Pastikan dulu lokasi pompa aman tidak mudah amblas, 4 kaki-kaki penguat juga aman, baru mesin kita hidupkan….” kata Murdoko.
Pengamatan dilokasi, sejak Pompa Air Bergerak (Mobile Pump) yang mempunyai spesifikasi pabrikan dengan daya buang air yang besar (sekitar 18 kubik/menit) ini mulai dihidupkan sekitar pukul 18.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB, genangan air di wilayah RW III dan sekitarnya turun rata-rata sekitar 10 cm.