KASUS COVID LANDAI, INDONESIA AKAN MINTA WHO CABUT STATUS PANDEMI

Jatengtime.com-Jakarta-Pemerintah telah mencabut kebijakan PPKM ( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ), namun demikian bukan berarti pandemi Covid-19 di Indonesia langsung berubah status menjadi Endemi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (26/1/2023) menyatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) yang berhak menetapkan status Pandemi dan bersifat global, oleh karena itu semua negara harus serentak menyamakan status Pandemi.

“ Pandemi kan, terjadinya global. Jadi, kita mesti melobi WHO. Saya akan datang mulai bulan Maret nanti untuk bilang Indonesia sudah beres…” kata Budi.

Untuk selanjutnya, pemerintah akan menerapkan kebijakan yaitu vaksin Covid-19 berbayar bagi masyarakat yang mampu.

Vaksin Covid-19 akan dijual kepada masyarakat yang mampu dengan harga 5-10 USD atau sekitar Rp 150 ribu.

Sementara vaksin Covid-19 yang gratis hanya diperuntukkan bagi masyarakat Penerima Bantuan Iuran ( PBI ).

“ Booster kedua sampai sekarang masih gratis. Memang kita ada rencana kan strategi dari pandemi ke endemi. Nantinya akan banyak langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah…” ujar Budi.

“ Intinya adalah, intervensi pemerintah yang mengatur masyarakat kita kurangi supaya partisipasi masyarakat atas kesadaran sendiri itu mulai ditingkatkan, toh obat obatan dan vaksinnya ada…” ungkapnya.

Varian baru Kraken

Kemenkes optimis mengingat kenaikan kasus gelombang Covid-19 varian Kraken di Tanah Air tidak signifikan.

Kontak erat pasien pertama kasus Kraken berdasarkan penelusuran epidemiologi awal, ditemukan tiga kasus, satu DKI Jakarta dan dua di Kalimantan Timur.

Kabar baiknya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 dan Kemenkes menambahkan, sejauh belum ada penambahan kasus Covid-19 varian Kraken.

Kraken merupakan cicit dari Omicron yang memicu kenaikan kasus di Amerika Serikat (AS). Karakteristik dari varian baru Kraken penularannya cepat namun tingkat rawat inapnya rendah.

“ Kraken kita amati dia itu penularannya memang cepat, tapi lemah. Artinya, hospitalisasinya nggak tinggi…” imbuh Budi.

Sementara itu subvarian Omicron lain seperti BA.5, BQ.1, dan XBB juga meningkat di sejumlah negara.

Namun berdasarkan hasil Serro Survei imunitas masyarakat Indonesia masih tergolong baik

“ Kalau saya melihatnya, kraken itu naik sedikit di AS. temen temen kalau lihat yang BA.5 di Eropa tinggi, BQ.1 XBB itu di Jepang, China tinggi. Di Indonesia dua kali gelombang anak dan cucunya omicron itu, enggak naik tinggi. Kenapa..? Karena itu tadi, imunitas populasi kita baik, hasil sero survei kita baik…” tuturnya.

Pasien pertama Kraken juga dilaporkan tidak mengeluhkan gejala apapun hingga selesai diisolasi. Pemerintah saat ini juga belum melakukan pengetatan setelah Kraken masuk ke Indonesia.

“ Nah selama populasi kita baik, terutama yang orang-orang tua yang punya komorbid itu imunitasnya masih tinggi, Insyaallah kalau ada varian baru itu bisa tertangani…” pungkasnya.