Jatengtime.com-Demak-Ketua DPRD H. Fachrudin Bisri Slamet, SE, Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah, SE, Kadin PU TARU Akhmad Sugiharto, ST.MT bersama masarakat Dukuh Bedono, Desa Bedono, Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Sabtu (5/2/2022) menanam 1000 batang pohon Mangrove.
Dukuh Bedono, Desa Bedono kali ini dipilih menjadi tempat penanaman mangrove dengan pertimbangan sebagai salah satu desa pesisir Kabupaten Demak yang terdampak abrasi yang cukup parah. Dusun Rejosari Senik dan Tambaksari telah tenggelam dan 250 KK dipindah ke daerah yang lebih aman.
Diketahui hampir sebagian besar pesisir Kabupaten Demak tercatat sebagai daerah terdampak abrasi terparah di Indonesia dan dua dusun ( Rejosari Senik dan Tambaksari ) telah tenggelam akibat abrasi.
Laju perubahan garis pantai di Kecamatan Sayung, selama 20 tahun terakhir terlihat memprihatinkan. Kawasan yang terkena abrasi mencapai sekitar 2.117 hektar yang menyebabkan garis pantai mundur ( hilang ) sepanjang 5,1 kilometer dari garis pantai di tahun 1994 lalu.
Diperkirakan jika masalah abrasi di pesisir pantai Demak ini tidak segera diatasi, kawasan tersebut terancam akan tenggelam dalam 10 hingga 20 tahun mendatang.
Ditambah banjir rob dengan ketinggian antara 0,25 m juga rutin dialami daerah pesisir di Kecamatan Sayung antara lain Desa Sriwulan, Desa Surodadi, Desa Bedono dan Desa Timbulsloko menambah masalah alam yang segera butuh penanganan bersama.
Ketua DPRD H. Fachrudin Bisri Slamet, SE yang juga menjabat ketua DPC PDIP menyatakan menanam mangrove sangat dibutuhkan sebagai salah satu upaya menjaga pantai dari abrasi.
“ Kali ini kami dari segenap jajaran DPC PDIP dan Pemkab Demak melakukan aksi nyata ikut berpartisipasi terjun langsung bersama masyarakat menanam mangrove yang sangat dibutuhkan sebagai salah satu upaya menjaga pantai dari abrasi…kata Slamet.
“ PDIP yang partainya wong cilik akan terus berjuang untuk masyarakat, terutama masyarakat pesisir Demak yang sudah puluhan tahun menderita akibat abrasi dan rob. Apa yang panjenengan semua rasakan, kami juga ikut merasakan. Dan kami ajan terus berjuang membantu panjengan…” imbuhnya.
Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah, SE ( Esti ) yang juga kader PDIP usai acara menghibur warga dan anak-anak menari Prau Layar dan Gundul-gundul pacul menyatakan Pemkab Demak akan terus bersinergi dengan masyarakat maupun pihak-pihak yang peduli akan nasib yang dialami warga pesisir yang terkena abrasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan penanaman mangrove.
“ Pemkab Demak akan terus berupaya tanpa henti, bersinergi dengan masyarakat maupun pihak-pihak yang peduli warga pesisir yang terkena abrasi dengan berbagai cara, salah satunya penanaman mangrove…” kata Eisti.
“ Penanaman mangrove akan maksimal hasilnya jika didukung semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lain yang peduli serta dibarengi dengan sabuk pantai yang berfungsi untuk melakukan rehabilitasi wilayah yang terkena abrasi. Sabuk pantai juga memegang peran penting menjaga agar mangrove tetap dapat tumbuh subur…” imbuhnya.
Secara kusus Kadin PU TARU Akhmad Sugiharto, ST.MT kepada jatengtime menjelaskan penanggulangan abrasi bisa dilakukan dengan menerapkan konsep pengelolaan sumberdaya pesisir secara terpadu.
“ Konsep tersebut menggunakan cara mengintegrasikan sabuk hijau ( Greenbelt ) berupa membuat hutan mangrove sebagai penahan angin, abrasi, wisata pantai, budidaya ikan air tawar, energi terbarukan, dan pertanian lahan pasir…” kata Sugiharto.
Kadin PU TARU yang juga menjabat sebagai Ketua PPBI ( Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia ) dan koleksi bonsainya sudah banyak mendapat penghargaan di event pameran lokal maupun nasional ini menambahkan tumbuhan mangrove adalah salah satu jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat, sehingga dapat menahan gelombang dan badai dan tsunami. Akar yang kokoh juga membuat Mangrove berfungsi sebagai pelindung.
“ Mangrove adalah salah satu jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat, sehingga dapat menahan gelombang dan badai…” paparnya.
Suami dari Nur Aini guru SMAN 2 Demak ini juga membandingkan kesamaan ilmu anatomi perbonsaian dengan anatomi mangrove.
“ Sama seperti di dunia bonsai yang menilai lebih kepada akar yang kuat mencengkeram tanah hingga terlihat kokoh dan tua, akar-kar yang kuat ini membuat mangrove mampu berfungsi sebagai pelindung abrasi, penahan lumpur dan penangkap sedimen. Jika sudah tumbuh subur dan menjadi hamparan hutan, mangrove menjadi ekosistem utama pendukung kehidupan penting di wilayah pesisir dan kelautan…” imbuhnya.
“ Jika sudah menjadi hamparan hutan, mangrove akan mempunyai multi fungsi, sebagai Sabuk Hijau ( Green Belt) tahan gelombang dan abrasi bagi area pesisir dan sekitarnya. Kawasan ekonomi kreatif terbarukan seperti wisata alam pantai maupun penghasil biota vegetasi endemik yang dapat dikelola masyarakat seperti kepiting, udang dan lain-lain yang harga jualnya cukup mahal…” pungkasnya. ( Ninik. M ).