Jatengtime.com-Demak-Ada yang menarik dari penangkapan sindikat Uang Palsu oleh jajaran Polres Demak ketika mengungkap kasus pebunuhan balita bebrapa waktu lalu.
Dirangkum dari fakta alat bukti saat pres realese di Mapolres Demak dan pengakuan sebuah sumber yang dapat dipercaya dan tidak mau disebut namanya dapat dirangkum beberapa hal, antara lain :
Kategori jaringan antar daerah.
Dari pengakuan para pelaku, mereka mengedarkan uang palsu ke berbagai daerah.
Menggunakan jasa pengiriman paket.
Dari beberapa lembar kertas resi bukti pengiriman, para pelaku mengedarkan uang palsu dengan menggunakan jasa pengiriman ke alamat pemesan dari berbagai daerah diseluruh Indonesia.
Sudah membuat uang palsu selama setahunan, lokasi berpindah-pindah.
Pengakuan para pelaku, mereka telah membuat uang palsu selama setahunan dan lokasi membuat selalu berpindah-pindah agar tidak ketahuan Polisi.
Uang Palsu yang beredar sudah lebih dari Rp 600 juta, hanya membuat uang kertas pecahan Rp 50 ribu.
Pengakuan salah satu pelaku, uang palsu yang mereka buat sudah beredar di masyarakat lebih dari Rp 600 juta.
Sindikat ini mengaku hanya membuat uang palsu keras pecahan Rp 50 ribu dengan alasan tidak mudah diketahui dari warna fisik olah masyarakat awam.
Jaringan profesional, sudah menggunakan kertas dan tinta kusus dari pasar gelap.
Pengakuan sumber yang dipercaya ketika dikirimkan foto kertas uang palsu tersebut menyatakan kertas yang digunakan adalah jenis Ajjumere atau kertas roti dan menggunakan serbuk kusus tinta perak atau tinta emas untuk mencetak garis/ pita pengaman Hologram.
Kertas Ajjumere dan serbuk kusus tinta perak atau tinta emas menurut pengakuan sumber tersebut hanya bisa didapat dari pasar gelap.
Serbuk kusus tinta perak atau tinta emas digunakan disamping untuk membuat garis/ pita pengaman Hologram, juga mempunyai sifat menyala jika dicek dengan sinar atau pakai alat detektor uang.
Di cetak dua sisi uang kemudian dilem, dilipat dan dipres dengan mesin Laminating.
Tampak kasat mata, uang palsu produk jaringan ini di print ( di cetak ) dalam dua sisi, kemudian dilem, dilipat dan di pres dengan menggunakan mesin Laminating.
Uang palsu tersebut menurut pengakuan sumber informasi mempunyai banyak kelemahan, salah satunya kemungkinan mudah dikatahui ketika basah atau direndam air, uang kertas palsu tersebut akan mudah mengelupas.
Sehingga masyarakat diharapkan mempunyai metode kusus dan memahami ciri-ciri uang asli seperti yang disarankan pemerintah untuk mengetahui uang tersebut asli atau palsu.