Jatengtime.com-Jakarta-PPKM darurat untuk wilayah Jawa dan Bali yang berlaku sejak 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021 dimungkinkan akan diperpanjang.
Saat ini pemerintah tengah melakukan evaluasi jalannya PPKM darurat dan hasilnya bakal menjadi landasan perpanjangan PPKM Darurat.
Menteri-menteri yang terlibat dalam pelaksanaan PPKM darurat terus melakukan rapat terbatas (ratas) dan rapat koordinasi (rapor).
Hasil rapat tersebut kemudian akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari Senin 19 Juli untuk mendapat keputusan apakah akan ada perpanjangan PPKM darurat atau tidak.
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy saat meninjau Hotel University Club UGM yang dijadikan shelter pasien Corona, Sleman, Jum’at (16/9/2021) menyatakan bahwa Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali kemungkinan akan diperpanjang hingga akhir Juli mendatang.
“ Tadi rapat kabinet terbatas yang saya ikuti waktu saya di Sukoharjo sudah diputuskan bapak Presiden, PPKM Darurat (mungkin) dilanjutkan sampai akhir Juli…” kata Muhadjir.
Kalau benar dilanjutkan perpanjangan PPKM Darurat, Presiden Jokowi menyampaikan ada beberapa risiko, diantaranya terkait bantuan sosial atau bansos.
“ Perpanjangan (PPKM) memang banyak risiko. Termasuk bagaimana supaya seimbang, bersama-sama meningkatkan disiplin warga untuk mematuhi protokol kesehatan dan standar PPKM, serta bantuan sosial…” terangnya.
Lebih lanjut Muhajir menyebut terkait Bansos pemerintah tidak bisa memikulnya sendiri. Muhajir meminta semua pihak termasuk universitas agar saling gotong royong.
“ Terkait bansos tidak mungkin ditanggung sendiri oleh pemerintah. Gotong royong masyarakat, termasuk civitas akademika UGM di bawah pak rektor saya mohon gerakan untuk membantu mereka-mereka yang kurang beruntung akibat PPKM ini…” ungkapnya.
Muhadjir berharap masyarakat bisa memupuk kesadaran untuk saling jaga dan membantu sesama.
“ Agar masyarakat bisa saling bantu saling bergandeng tangan, mengulurkan tangan termasuk sedekah masker. Karena bagaimana pun masyarakat di level bawah, masker barang yang mahal, tidak mungkin kita meminta kesadaran (masyarakat) tanpa upaya kita membantu mereka…” pungkasnya.