WASPADA GEMPA MAJENE-MAMUJU BERPOTENSI TSUNAMI JIKA TERJADI GEMPA SUSULAN LAGI

Jatengtime.com-Jakarta-Gempa berkekuatan magnitudo (M) 6,2 terjadi di Majene-Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Jum’at (15/1/2021) 01.27 dini hari menimbulkan kepanikan warga, banyak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.

Presiden Jokowi telah memerintahkan jajaran terkait untuk berangkat ke lokasi dan melakukan upaya tanggap bencana.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di Mamuju dan sekitar wilayah Majene untuk mewaspadai gempa susulan sekaligus menjauhi area pantai karena berpotensi terjadi Tsunami.

BMKG menganalisis gempa kali ini dikarenakan Mamuju Thrust (Sesar Naik Mamuju) dan merupakan pengulangan gempa besar di tahun 1969 dengan magnitudo 6,9 dan tahun 1984 dengan Magnitudo 6,7.

Dwikoria konferensi pers Jumat (15/01/2021) mengatakan BMKG sejak Kamis (14/1/2021) sudah mencatat 28 kali gempa susulan, gempa yang terjadi di sekitar wilayah Majene-Mamuju termasuk gempa dangkal dengan pusat kedalaman 10 kilometer dari permukaan.

“ Masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat. Bisa mencapai kekuatan seperti yang tadi terjadi (magnitudo 6,2) atau sedikit lebih tinggi lagi. Itu karena kondisi batuan sudah digoncang dua kali gempa terkuat 5,9 dan 6,2, bahkan 28 kali, sudah rapuh…” kata Dwikoria.

“ Pusat gempa ada di pantai memungkinkan terjadinya longsor bawah laut sehingga masih atau dapat pula berpotensi terjadi Tsunami apabila ada gempa susulan lagi dengan pusat gempa masih di pantai atau di pinggir laut…” lanjutnya.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Dwikorita meminta warga untuk tidak hanya menghindari gedung-gedung, tapi terjadi gempa susulan segera menyingkir dari area pantai.

“ Di minta tidak perlu menunggu peringatan dini Tsunami karena Tsunaminya bisa sangat cepat…” pungkasnya.

Tim SAR Gabungan BNPB, TNI-Polri dan masyarakat masih menyisir lokasi terdampak gempa guna mengevakuasi korban.

BPBD sesuai perintah Presiden melakukan penanganan tanggap bencana, penanganan korban meninggal dunia dan luka-luka, evakuasi warga, pendataan dan pendirian pos pengungsian serta mengadaan sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal.