Jatengtime.com-Jakarta-Gempa berkekuatan magnitudo (M) 6,2 terjadi di Majene-Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Jum’at (15/1/2021) 01.27 dini hari menimbulkan kepanikan warga, banyak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
Mendengar peristiwa bencana alam yang sebelumnya terjadi bencana longsor di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada 9 Januari lalu, Presiden Jokowi memerintahkan Kepala Mensos Tri Rismaharini (Risma), ketua BNPB Doni Monardo turn kelikasi.
“ Mendengar adanya gempa di Sulbar, saya langsung menghubungi Gubernur Sulawesi Barat melalui sambungan telepon, pagi tadi. Saya juga memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Menteri Sosial, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Panglima TNI dan Kapolri beserta jajarannya, untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban, serta melakukan perawatan kepada yang luka-luka…” kata Jokowi.
Untuk penanganan longsor di Kabupaten Sumedang, saya juga telah memerintahkan Kepala BNPB, Menteri Sosial, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera melakukan relokasi warga terdampak bencana.
“ Atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban yang meninggal dunia. Semoga segenap keluarga yang ditinggalkan diberiNya kesabaran…” ungkap Jokowi.
Sejatinya hari ini, Kepala BNPB bersama sejumlah anggota DPR RI dari Komisi VIII siap siap melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Mendengar kabar terjadinya gempa di Mamuju Sulbar, Presiden memerintahkan Doni Monardo dan Mensos Risma berangkat ke Mamuju dan segera merubah rencana, berangkat ke Mamuju Sulawesi Barat dengan membawa 4 helikopter BNPB ke lokasi.
Mensos Risma berangkat dari Jakarta melalui bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur menuju Mamuju dengan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara.
Gempa bumi terjadi di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) dengan magnitudo (M) 6,2. Gempa menimbulkan kepanikan warga dan kerusakan. Berdasarkan sejumlah foto dan video yang beredar di media sosial, gempa diketahui menimbulkan kerusakan pada gedung utama kantor Gubernur Sulbar, Rumah Sakit Daerah Mifta Manakarra, mini market, 300 unit rumah warga rusak, jaringan listrik terganggu hingga hotel Maleo.
Data sementara tercatat sedikitnya 15.000 jiwa mengungsi yang tersebar di sejumlah tempat anatara lain Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua yang masuk wilayah Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana.
Informasi resmi dari BNPB hingga pukul 14.00 WIB, Jumat (15/1/2021) sedikitnya 34 orang meninggal dunia dengan rincian 26 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 8 orang di Kabupaten Majane
Korban meninggal ini diperkirakan akan terus bertambah, karena banyak beredar laporan menyebutkan ada korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan gedung yang roboh.
Jaringan listrik dilaporkan masih padam dan sinyal komunikasi selular belum stabil, warga di Mamuju banyak yang mengungsi pada daerah ketinggian karena khawatir terjadi tsunami akibat gempa susulan yang berulang kali terjadi.
Tim SAR gabungan di Mamuju masih berjuang dengan alat seadanya dibantu alat berat berupaya menolong beberapa pasien dan nakes yang terjebak di bawah reruntuhan rumah sakit yang roboh.