Jatengtime.com-Jakarta-Teriakan lantang “ Tolong dicatat…saya enggak suka sama Novel karena dia pengkhianat…” dilontarkan RB di depan wartawan, Sabtu (28/12/2019) sekitar pukul 14.35 WIB saat dipindahkan bersama RM dari dari Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya ke Rumah Tahanan Mabes Polri.
Namun RB tidak menjelaskan arti teriakan “ pengkianat “ dalam hal apa. RB dan RM terlihat mengenakan rompi tahanan berwarna orange. Tangan kedua terborgol rapat dan dikawal sejumlah aparat kepolisian.
Sebelumnya, Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo memastikan pelaku penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan telah berhasil ditangkap.
Mereka adalah RM dan RB dan keduanya merupakan anggota polisi aktif. Penangkapan terhadap keduanya dilakukan di kawasan Cimanggis, Kota Depok, dengan melibatkan koordinasi Tim Teknis dengan Dankor Brimob.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Argo Yuwono di Markas Polda Metro Jaya menjelaskan peran RB dan RM, tersangka pelaku penyerangan terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan tersebut.
“ Perannya ada yang nyopir (sepeda motor) dan ada yang nyiram. Yang menyiram RB, yang nyetir RM. Kita tahan 20 hari ke depan. Penyidik akan segera menyelesaikan kasus ini…” kata Argo.
Beredar rumor saat Novel Baswedan setelah menjabat sebagai penyidik KPK dan mundur dari Kepolisian, dikenal dengan sepak terjangnya membongkar sejumlah kasus korupsi besar.
Salah satunya adalah membongkar kasus korupsi yang menjerat pengusaha daging dan anak buahnya Ng Fenny dalam kasus suap ke hakim Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar.
Dalam perjalanan pengusutan kasus itu ditemukan “ Buku Merah “ yang isunya ditemukan aliran dana ke beberapa perwira polri sehingga mengakibatkan RB dan RM nekad melakukan balas dendam dengan menyiram Novel Baswedan dengan air keras.
Seperti yang terekam kamera CCTV dan keterangan para saksi, saat serangan terjadi April 2017 lalu, penyerangan dilakukan dua orang yang berboncengan sepeda motor, lantas menyiram wajah Novel dengan (diduga) air keras usai menunaikan salat di masjid dekat rumahnya di Jalan Deposito, Perumahan Bank Bumi Daya, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.