Jatengtime.com-Purwakarta-Nata Sutisna, siswa jenius dan berprestasi, anak tidak mampu gagal melanjutkan kuliah dengan beasiswa di Perguruan Tinggi Tunisia Institut Superieur de le Civilisation Islamique de Tunis jurusan Fikih dan Ushul Fikih.
lewat akun Instagram resmi KBRI Tunisia pada tanggal 22 Oktober 2019, Nata yang baru berusia 18 tahun, anak penjual nasi, dari Desa selaawi, Kampung Parapatan, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat, seharusnya membawa nama harum Indonesia dibidang pendidikan namun kandas karena ulah oknum birokrasi.
Anak penjual nasi Adang dan ibu Ai Salimah yang cerdas ini adalah lulusan Pesantren Sukahideung, Tasikmalaya dan sekarang Pesantren di Pondok Pesantren Al-Kautsar Cipaku, Cianjur dan ternyata juga seorang penghafal atau hafiz Al Qur’an kurang lebih 10 Juz harus menelan pil pahit karena ditolak bertemu dengan Bupati Purwakarta.
Nata hanya dijanjikan oleh Sekpri Bupati untuk bertemu dengan orang nomor satu Purwakarta, bahkan ditolak oleh para pejabat Dinas Pendidikan Purwakarta dengan alasan tidak ada biaya.
Ternyata Nata hanya mengajukan biaya tiket berangkat pesawat dari Jakarta ke Tunisia.
Pemprov Jawa Barat bagian pendidikan juga menola dengan alasan program untuk pemberian bantuan beasiswa sudah tutup sejak agustus, beasiswa ke luar negeri itu di jaman Pak Ahmad Heryawan dan tidak diteruskan oleh Pak Ridwan Kamil.
Direktur Global Strategic Center,Dion Murdiono kepada awak media mengatakan, seharusnya kewajiban Pemda Purwakarta dan Pemprov Jawa Barat memfasilitasi anak-anak berprestasi di setiap daerah di Jawa Barat.
“ Kami menyesalkan masih ada dana dana pendidikan di setiap daerah di Indonesia tidak jelas alokasi anggaran dan tujuannya. Namun disaat ada siswa yang berprestasi, mereka menjawab tidak ada anggaran. Ini yang mesti diperbaiki oleh Pemerintah Jokowi-Maruf Amin kedepan…” kata Dion.