Jatengtime.com-Demak-Bencana alam berupa gempa bumi bermagnitudo 7 di Lombok, Nusa Tenggara barat pada Minggu (5/8/2018) dengan dampak kerusakan luar biasa berupa sejumlah 60 ribu lebih rumah warga rusak ( berat dan ringan ), 553 gedung sekolahan rusak, rumah sakit dan fasilitas umum lain juga mengalami hal yang sama membuat beberapa pihak terketuk sanubari untuk membantu sekedar untuk meringankan penderitaan.
Tidak ketinggalan juga PMI ( Palang Merah Indonesia ) cabang Kabupaten Demak, Jawa Tengah ikut berpartisipasi dengan jalan membuka donasi dan mengirimkan tenaga kusus dari unit relawan dan dapur umum ( DU ) yang sudah sangat terlatih baik fisik maupun mental dalam menghadapi bencana.
Tenaga kusus dan terlatih dari PMI Demak ini berjumlah 8 personil yang akan bergabung dengan PMI propinsi dan pusat di lokasi bencana berangkat dari markas PMI Demak, Selasa (14/8/2018) melalui 2 tahap pemberangkatan.
2 personil
1. Ahmad Rois ( Sibat desa Berahan, Kecamatan Wedung, Demak )
2. Muhalim ( Sibat desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Demak )
diberangkatkan terlebih dahulu sekitar pukul 07.00 WIB.
6 personil berikutnya
1. Ahmad Habib ( relawan asal Karangtengah, Demak )
2. Husni Walid ( Sibat desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Demak )
3. M. Kodim ( Sibat desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Demak )
4. Sholikun ( Sibat desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Demak )
5. Shohilut Taufiq ( Sibat desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Demak )
6. Saykhu ( Sibat desa Berahan Wetan, kecamatan Wedung, Demak )
diberangkatkan dari markas PMI Demak sekitar pukul 13.00 WIB.
Ketua PMI yang juga menjabat Sekda Pemkab Demak dr.Singgih Setyono,MMR menyatakan untuk menjadi tenaga sukarelawan yang dikirim keluar daerah harus melalui beberapa tahapan seleksi.
“ Untuk menjadi relawan yang kita kirim keluar daerah tidak boleh sembarangan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Disamping ijin dari keluarga, relawan kusus ini juga harus mempunyai kemampuan fisik dan psikis dibidangnya masing-masing…kata dr Singgih.
“ Apalagi yang harus dibantu berjumlah ribuan jiwa baik masyarakat berdampak juga relewan yang lain sementara kemungkinan fasilitas pendukung utama bisa jadi sangat minim, namun relawan kita harus tetap sigap, tegar dan iklas. Personil PMI yang lain juga tetap siaga di posko Demak karena memang sudah menjadi tugas kemanusiaan yang setiap saat juga harus siap apabila dibutuhkan di wilayah Demak sendiri…” imbuh dr Singgih.