Jt.Com-Demak-Pasini (70) warga Desa Watu Pawon Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah adalah sosok nenek renta yang sangat kuat.
Tiap hari mbah Pasini harus berjalan kaki naik turun bukit hanya untuk menyambung hidup dari hasil kebun yang berada di perbukitan wilayah Kabupaten Demak.
Tak ada kata mengeluh walau keringat bercucuran berjalan kaki naik ke tanjakan Dukuh Karangkumpul, Desa Banyumeneng dengan keadaan jalan yang rusak berat akibat di liwati truck galian c yang konon katanya tak berijin.
Mbah Pasini hanya istirahat di depan rumah warga ketika kelelahan. Dan anehnya mbah Pasini selalu menolak ketika ada yang peduli memboncengkan motor atau diajak naik mobil.
Tiap hari ratusan Truck yang mengangkut bahan galian baik berupa tanah padas, batu bahkan pasir Muntilan melewati jalan yang biasa di liwati mbah Pasini makin rusak tanpa ada yang berani melarang truck-truck tersebut lewat karena bukan peruntukan kelas jalanya.
Salah seorang warga kepada Jt, Sabtu (23/6/2016) mengaku pernah ada portal yang di pasang warga dengan tujuan bisa meringankan beban warga yang setiap saat harus memperbaiki jalan secara swadaya, namun di tolak mentah-mentah sopirnya dengan alasan ini jalan umum, siapa saja boleh lewat. Warga hanya pasrah sambil tulus memberikan pertolongan ketika ada kecelakaan.
“Jalan itu awalnya bagus, tapi semenjak ada kegiatan galian dan ditambah akir-akir ini truck pengangkut pasir muntilan juga lewat karena alasan lebih dekat membuat jalan ini makin parah…” kata warga yang enggan menyebut namanya.
Pernah ada kecelakaan…? kejar Jt.
“Sangat sering…bahkan tiap hari ada saja kendaraan yang jatuh, terutama setelah hujan jalan licin karena lumpur dari galian. Sementara menunggu bantuan rehab dari pemerintah yang dapat di pastikan tahun ini mulai dikerjakan, justru wali murid lewat yayasan sekolah yang rutin membantu sekedar beli material untuk menambal jalan yang berlobang. Mereka peduli karena kawatir anaknya akan jatuh di jalan ketika berangkat atau pulang sekolah…” ujarnya.
Peran Desa dan Pemkab gimana..? Kejar Jt lagi.
“ Kalau Desa, …saya gak berani ngomong. Kalau Pemkab tahun ini sudah keluar anggaranya. Cuma yang di bangun cuma satu tanjakan yang rusak. Tanjakan yang di bawah kabarnya ada yang menolak karena itu tanah milik yang nolak. Isunya dia punya sertifikat tapi ketika ditanya tentang C desa malah diam semua…” imbuhnya.