Demak – Tanggul yang jebol di sungai SWD I selama 2 tahunan ini tak kunjung di perbaiki pihak pemerintah. Akibat tanggul jebol petani tambak garam dan ikan di desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak mengalami kerugian gagal panen.
Tak mau menunggu bantuan nyata dari pemerintah, puluhan petani tambak akirnya memperbaiki sendiri tanggul yang jebol dengan material seadanya sejak Sabtu pagi (23/4/2016) dan diperkirakan dua hari ke depan kemungkinan baru selesai.
Ketua ASPEGNU ( Asosiasi petani garam Nusantara ) Roisul Huda kepada media mengatakan “ Tanggul SWD I jebol ini sudah ada dua tahunan , dan makin tambah parah sekitar setengah tahun ini. jika rob datang air masuk ke tambak, bahkan hingga menenggelamkan beberapa tambak yang sudah ikan dan udang. Semua hanyut terbawa arus…. “
Sudah di laporkan ke pihak terkait…? kan ada pemerintah Desa, kecamatan , Kabupaten, Dinas KKP, PSDA, Gubernur dan lain-lain…? apa mereka semua tak tahu keadaan ini…? kejar wartawan.
“Kemarin kita sudah melaporkan hal ini ke PSDA di Semarang dan justru dari BPBD Demak kami diberikan bantuan karung sebanyak 2.500 . Karung-karung itulah yang hari ini kita buat untuk membendung tanggul dengan mengisi tanah . Rencananya kegiatan ini berlangsung 3 hari mulai hari ini… “ jawab Roisul Huda.
Roisul Huda juga membeberkan fihaknya telah malaporkan kondisi ini ke pihak pemerintah utamanya Balai PSDA Seluna cabang Kudus bahkan PSDA di Semarang. Permohonan bantuan yang di butuhkan dan bersifat mendesak adalah perbaikan tanggul yang jebol di beberapa titik. Total tanggul yang jebol dua ratus meter lebih terhitung mulai dari Jembatan desa Kedungmutih ke arah Timur dan juga ke Barat. Tanggul yang jebol tersebut berfungsi sebagai pembatas sungai dan tambak warga.
Hal sama juga dikatakan Musyafik anggota kelompok tambak “Manfaat” desa Kedungmutih, jebolnya tanggul SWD I desa kedungmutih membuat petambak was-was. Jika ada hujan deras atau rob besar petambak selalu waspada di area pertambakan . Menjaga garam dan juga ikannya dari banjir. Karena dari tambak ini hajat hidup petani di pertaruhkan. Dari tambak ini satu-satunya sumber penghasilan untuk menghidupi keluarga.
Oleh sebab itu ketika ada kegiatan gotong royong untuk menutup tanggul Musyafik segera mengajak teman-temannya ikut gotong royong. Harapannya walau hanya dengan ditutup secara darurat itu setidaknya air yang masuk ke tambak akan teratasi. Namun demikian seluruh petambak di desa ini berharap pemerintah segera memperbaiki tanggung yang rusak ini secara permanen. (jt-demak)