Gedung DPRD Demak hari ini, Sabtu (9/1/2016) nampak berbeda. Biasanya gedung Wakil Rakyat di huni anggota DPR, namun kali ini mulai pukul 08.00 WIB di penuhi sekitar 400 lebih remaja berseragam sekolah dan pramuka utuk mengikuti acara pemahaman tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit mematikan HIV/ Aid’s.
Acara yang di kemas DPRD Demak bekerjasama dengan, Pemkab Demak, LSM Gapoera, Yayasan Bening Hati Mulya serta Komunitas Facebook Warga Demak mengambil tema “ Aku Dan Wakilku Peduli Kota Wali, Menguak Cinta, Sex Dan Kekerasan Remaja “ membuat ruang Paripurna DPRD Demak penuh sesak oleh remaja sekolah setingkat SMA yang peduli akan bahaya penyakit mematikan HIV/ Aid’s.
Diawali sesi gebyar sendra tari Asmara dana yang bercerita tentang liku-liku kehidupan remaja kemudian di lanjutkan pemutaran film dokumenter “ Rengkuh “ dengan harapan memberikan gambaran tentang bahaya Aid’s bagi genenrasi muda.
Susi Alawiyah dari Fraksi PAN dalam sambutanya mewakili Ketua DPRD Demak Nurul Mutaqin memberikan semangat pada peserta. “ Inilah gedung DPR, gedung wakil-wakil kalian. Disinilah kami bekerja demi kemajuan Demak, termasuk bekerja untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh buruk perkembangan jaman termasuk tentang penyakit aid’s agar kita semua terhindar dari penyakit yang berawal dari pola hidup bebas termasuk perilaku sex bebas. Kamu berharap dengan adanya acara ini kalian sebagai generasi penerus akan tahu, akan memahami sehingga bisa menentukan sikap yang baik…”
“Acara cara yang telah di rintis sejak bulan Oktober 2015 untuk ikut memperingati Hari Aid’s Sedunia sempat di tunda karena pertimbangan masih dalam masa jelang Pilkada Demak dan baru dapat terlaksana hari ini, namun kami atas nama panitia merasa puas karena remaja Demak dari berbagai sekolah SMA seluruh Demak bisa memahami akan pentingnya pembelajaran ini…” ujar Suhadi dari Fraksi PKS.
Senada dengan Susi Alawiyah dan Suhadi, ketua LSM Gapoera Sri Hartanto. Skm kepada jatengtime menyatakan “Penyakit Aid’s menjadi menjadi masalah yang serius tidak hanya di Demak, namun hingga menjadi masalah dunia. Ini di karenakan banyak hal yang perlu di pertimbangkan oleh banyak pihak. Di antara tindakan nyata menanggulangi orang yang sudah terinfeksi HIV/ Aid’s juga perlu di lakukan langkah preventif yang sangat menentukan guna menghindari penularan atau justru lebih baik langkah menghindari menjadi pengidap baru. Itu semua hanya bisa di lakukan hanya dengan upaya menumbuhkan sikap utama penyebaran penyakit ini lewat pendidikan atau pemahaman apa itu penyakit HIV/ Aid’s, resiko dan apa saja cara penularanya…”
Acara talk show ini makin menarik ketika di tayangkan film dokumenter “ Rengkuh “ yang bercerita tentang sisi kehidupan dengan pergaulan bebas. Gelak tawa dan canda terdengar ketika ada adegan konyol yang sengaja di buat untuk melengkapi film ini, namun ketika selesai pemutaran dan di sebutkan bahwa salah satu pemeran film rengkuh ternyata anak yatin dari golongan miskin, hampir semua peserta menitikan air mata.
[youtube width=”100%” height=”300″ src=”nQaJrIv6T1U”][/youtube]