Dalam rangka memperingati Hari Bhakti Pekerjaan Umum ke 62, Jum’at (27/11/2015) pukul 07.00 WIB Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi ( DPUPPE ) kabupaten Demak mengadakan serangkain lomba untuk kalangan pegawai dan di lanjutkan Jalan Sehat yang diikuti seluruh karyawan DPUPPE dan Masyarakat Jasa Kontuksi ( MASJAKON ) sebagai mitra kerja. Jalan sehat di mulai dari kantor Pengairan Jalan Sultan Fatah, menyusuri jalan Bhayangkara, perempatan Polres lama kemudian menuju Jalan Hadiwijaya, kembali ke Jalan Sultan Fatah untuk Finish di kantor Pengairan lagi.
Acara di lanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai simbul rasa syukur dan memperingati jasa 7 Pahlawan PU di masa penjajah. Dalam acara ini juga di selingi pembagian hadiah door prize dan sekedar hiburan musik dang-dut yang semua personilnya adalah Pegawai Unit Pemadam Kebakaran ( DAMKAR ) yang memang mempunyai hobby musik di sela-sela Tugas Berat Penuh Cacian Tanpa Ada Yang Pernah Mengucapkan Terima Kasih walau mempertaruhkan nyawa sendiri. Unit yang mempunyai semboyan PANTANG PULANG SEBELUM API PADAM WALAU NYAWA SEBAGAI TARUHAN cukup piawai menghibur rekan-rekan sejawat.
Kepada jt Kabid Bina Marga AKHMAD SUGIARTO, ST. MT mengisahkan sekelumit sejarah tentang Dinas Pekerjaan PU… “ Acara ini terlaksana karena kepedulian Pegawai PU Demak sebagai rasa syukur atas perjuangan pendahulu PU di jaman Penjajah. Perjuangan Dinas PU telah mengalami 3 (tiga) jaman yaitu :Jaman Penjajahan Belanda tahun 1883 dibentuk Brigade Irigasi di bawah pimpinan Ir Heskes. Tahun 1889 dibentuk Bagian Irigasi dalam Department Der Burgeliyke Openbare Warken (B.O.W). Setelah Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Departement BOW kemudian di rubah menjadi Department V En W, Department Verkeer En Waterstaat BanWest Javayan berkedudukan di Bandung. V En W didalamnya bergabung Jawatan Pengairan, PTT (PosTelegraf dan Telephone) dan Jawatan Lalu Lintas Jalan Raya. Pada penjajahan Jepang, Dinas PU Pengairan Bernama Doboko Jimuso yang dibentuk serta susunannya sama seperti jaman V En W…”. Lebih lanjut pria beranak 3 yang murah senyum ini melanjutkan ceritanya…” Setelah Jepang kalah Indonesia Memproklamasikan Kemerdekaanya, Doboko Jimuso masih dipakai akan tetapi masih dijabat oleh orang-orang Jepang. Lalu diambil alih dengan paksa dan diganti dengan tenaga kerja Indonesia. keadaan semakin buruk, maka dalam mempertahankan kemerdekaan Bangsa, V En W terutama para Pemudanya tidak ketinggalan untuk mempertahankan Gedung Sate, Bandung sebagai kantor Pusat V En W. 3 Desember 1945 di Bandung terjadi perjuangan fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dari Penjajah Belanda dan Jepang. Dalam pertempuran ini telah gugur 7 (tujuh) orang Pemuda dari 21 Pemuda Pegawai Jawatan Pekerjaan Umum mempertahankan Gedung V En W yang semenjak itu di kenal dengan sebutan Gedung Sate….”. “Untuk memperingati 7 Pahlawan PU, setiap tanggal 3 Desember dijadikan hari Kebangkitan Pekerjaan Umum. Namun sekarang nilai-nilai sejarah banyak yang tidak ingat, makanya perlu di ingatkan kembali…” pungkas pria lulusan Megister ITB ini mengakiri.