Pameran Potensi Desa 2015 yang di adakan Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ( Kemendesa ) yang di adakan di Alun-alun Kabupaten Demak, sabtu ( 7/ 11/ 2015 ) sekitar pukul 16.00 WIB roboh di terjang angin ribut, hujan deras disertai petir. Angin ribut yang datang secara tiba-tiba merobohkan 10 tenda stan peserta Pameran membuat penjaga stan lari meninggalkan stan menyelamatkan diri.
Hasil investigasi JT di lapangan, semua barang Produk Unggulan basah kuyup dan sebagian rusak. 10 stan yang roboh adalah utusan dari kabupaten Wajo, Jepara, Pati, Rembang, Blora, Grobogan, Semarang, Tegal, Pekalongan dan Cilacap yang berada di deretan sebelah LP Demak menghadap Masjid Agung Demak.
Heru penjaga stan sari Pati mengisahkan “ Awalnya turun gerimis lalu makin deras di sertai angin ribut serta petir. Stan yang di buat dari tenda dengan konsep kaki tenda hanya menempel tanah dan tiap tenda saling mengkait membuat 1 deret stan roboh terjungkal. Lalu semua penjaga melarikan diri ke tempat yang aman karena takut ada petir karena lokasi pameran di tengah lapangan….”
Sumber dari EO dan pehak panitia menyatakan “ Ini murni karena alam dan kami hanya bisa mohon ma’af kepada semua peserta yang stan nya roboh. Malam ini tidak ada kegiatan di karenakan terjadi juga kerusakan di panggung..” Adakah ganti rugi penitia kepada stan yang rusak produknya tanya JT, “ Sama sekali tidak ada, karena ini murni bencana. Mereka toh ikut pameran ini juga Gratis tidak di pungut biaya…” Jawab sumber EO tanpa dosa tanpa sadar tanpa Peserta gak mungkin ada Pameran.
Jawaban sumber EO ketika di sampaikan kepada peserta yang terkena musibah sontak serentak menyatakan “ Malam ini juga kami akan pulang, Pameran yang sudah di pakai kesempatan ajang kampanye terselubung oknum penguasa disini yang rame di bicarakan di sosmed dan memang ketika kami iseng melihat stan yang di maksut berita tersebut benar adanya, malah kami di perlakukan panitia tidak sopan. Harusnya kan acara ini di asuransikan. Tadi ketika terjadi stan roboh gak ada HP panitia yang hidup, Lebih baik kami pulang saja…”