PETUGAS KPU DEMAK MELARANG WARTAWAN MASUK KE LOKASI DEBAT KE 2 ‘PERS GAK BOLEH MASUK TANPA ID CARD DARI KPU’, KETUA KPU : ID CARD ADA TIM JAGA DI GARIS DEPAN

Jatengtime.com-Semarang-Sikap arogan dan diskrimanatif dipertontonkan oleh seorang pria oknum petugas KPU Demak dengan melarang pers (wartawan) tidak boleh masuk lokasi debat tanpa Id Card dari KPU. Sementara Ketua KPU sebelumnya melalui informasi di group WA MEDIA CENTER KPU DEMAK menyatakan :

[07.23, 16/11/2024] Ulfaati Ketua KPU: Bapak/ibu syarat utk bisa masuk harus memakai id card. Pengecekan dimulai dr gerbang pertama. Yg blm dapat id card nanti ada tim kita yg berjaga di garis depan.

[07.24, 16/11/2024] Ulfaati Ketua KPU: Id card yg dipakai adalah id card dr kpu.

Kejadian ini berawal saat wartawan/pers (sekaligus Pemimpin Redaksi jatengtime,Zuliadi Akhmad) akan mengadakan liputan debat kedua pasangan calon (paslon) Bupati dan calon Wakil Bupati Demak tahun 2024 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Demak. Sabtu (16/11/2024) pukul 10.00-12.00 WIB di Hotel Patra Jasa Candi Baru, Jl. Sisingamangaraja, Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Sekitar pukul 09.00 WIB, wartawan jatengtime tiba di mulut gang menuju lokasi debat, langsung dicegat petugas (gabungan Polda Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Demak). Sebagai bentuk etika dan adab, mobil yang dikendarai wartawan berhenti, kaca mobil sebelah kiri diturunkan penuh, karena beberapa petugas malah menuju sebelah kiri sedangkan wartawan jatengtime menyetir mobil sendirian dan kaca sebelah kanan terbuka lebar jauh sebelum menuju lokasi (depan Akpol Semarang).

“ Saya berhenti tepat dimulut gang, karena petugas malah menuju sebelah kiri mobil maka saya turunkan penuh kaca sebelah kiri. Petugas kepolisian bertanya mau kemana…? tak jawab mau ke lokasi debat…” kata Zuliadi.

“ Kemudian datanglah seorang pria berbaju biru tua khas seragam KPU, dengan posisi sebelah kanan (yang tertera nama) dibalik punggung petugas kepolisian sehingga tidak terbaca langsung dengan nada cukup tinggi bilang…walaupun pers (wartawan) tidak boleh masuk kecuali bawa id card dari KPU…!…” jelasnya.

“ Saya memang gak kenal wajahnya, tapi ketika dia ngomong seperti itu berarti dia tahu bahwa saya adalah wartawan yang selama ini cukup aktif meliput kegiatan KPU Demak…” sambungnya.

Karena tidak mau berdebat dengan petugas dan berpotensi mengganggu lalu lintas, akirnya Pemred jatengtime memutuskan untuk tidak melakukan kegiatan liputan yang dilindungi UU tentang Pers tahun 1999, dan memilih istirahat di sebuah warung kopi seberang jalan.

Di warung kopi tersebut ternyata sudah ada puluhan relawan dan simpatisan dari paslon 02 dan bercerita bahwa dirinya juga diusir.

Gunawan salah satu simpatisan menyatakan bahwa dia dan semua yang sedang istirahat diwarung melihat semua kejadin tersebut.

“ Kalau kami sih maklum pak jika diusir, lha jenengan yang punya tugas sebagai wartawan koq ya juga diusir…” kata Gunawan.

“ Lha itu tampak banyak mobil bebas masuk ke lokasi, koq terkesan diskriminatif ya…” lanjut Gunawan ternyata sambil mengamati pintu (gang) masuk menuju lokasi debat.

“ Ya mungkin pangkatnya petugas yang ngusir saya lebih tinggi dari Ketua KPU…” ucapku diikuti tawa canda semua relawan dan simpatisan yang hadir.

Akan menanyakan semua anggaran yang dpakai KPU dalam acara debat ke 2.

Gunawan lantas menanyakan sikap apa yang akan dilakukan jatengtime dengan kejadian ini…?

“ Tadi Ketua KPU sudah minta ma’af atas kejadian tersebut, tapi bagi saya yang lebih penting langkah KPU memberikan sanksi tegas kepada anggotanya yang melawan kebijakan dan aturan KPU. Segera saya akan menanyakan seluruh anggaran yang dipakai KPU dalam meyelenggarakan kegiatan debat ke 2 ini. Anggap saja sebuah konsekuwensi, toh itu anggaran dari uang rakyat to…? imbuhnya.

” Dengan kejadian ini saya berharap agar Ketua KPU dapat membina bawahanya dengan tegas, walau seorang perempuan, Ketua KPU resmi dan diakui negara…” harapnya.

Perlakuan diskriminatif ternyata tidak hanya terjadi dipintu pertama, di dalam acara debat tersebut banyak wartawan yang sudah masuk lokasi, juga tampak dari kiriman foto di group ada seorang perempuan yang gak jelas status penugasanya.

Ketika saya tanyakan dengan pejabat dinas terkait (SC percakapan ada pada redaksi) dia tidak dalam penugasan liputan debat ke 2 tersebut.