Jatengtime.com-Demak-Sekretaris Daerah ( Sekda ) Demak, Akhmad Sugiharto, ST.MT, Selasa (10/1/2023), pukul 09.00 WIB melakukan kunjungan ke Dukuh Menco Desa Berahan Wetan yang sebagian warganya mengalami kebanjiran akibat luapan sungai Wulan.
Di Dukuh Menco Desa Berahan Wetan ini bermukim ( Markas ) tim Sibat ( Siaga Bencana Berbasis Mayarakat ) spesialis Dapur Umum yang telah berpengalaman di berbagai daerah bencana nasional seperti bencana di Lombok hingga Palu, Sulawesi Tenggara.
Tim Dapur Umum ( DU ) PMI Demak pimpinan Akhmad Rois ini ternyata juga mempunyai keahlian kusus sebagai tukang kayu dan membuat perahu, yang telah berhasil mendirikan puluhan rumah hunian sementara untuk warga setempat yang terdampak bencana.
Tim kusus yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan dan petambak garam yang sehari-hari terbiasa bekerja dengan minim penerangan ini, dilokasi bencana yang dipastikan tidak ada aliran listrik, tidak banyak mengalami kesulitan. Hanya bermodal lentera, mereka tetap dapat bekerja.
Dalam bincang santai dengan warga, Akhmad Sugiharto menyatakan bahwa bencana tidak pandang bulu kapan dan siapa yang akan terkena.
“ Bencana alam hak dan rahasia Allah, bencana tidak pandang bulu kapan datangnya dan siapa saja yang terkena bencana. Namun demikian, negara harus hadir disaat masyarakat sedang mengalami kesusahan. Kita semua harus tetap berserah diri dan tetap memanjatkan do’a agar bencana ( Banjir ) ini segera berakir…” kata Sugiharto.
“ Kalau beberapa waktu lalu, warga Menco yang punya Tim kusus Dapur Umum yang telah banyak berjasa kepada negara, terutama kepada korban banjir di berbagai daerah dan tentunya secara tidak langsung membawa nama harum Kabupaten Demak, sekarang ketika warga Menco sedang terkena musibah, tentunya Pemkab Demak hadir walau hanya sebatas kunjungan…” ujarnya.
Sekda Sugiharto juga menyampaikan permintaan ma’af Bupati Demak, dr. Eistianah, SE yang tidak dapat hadir langsung ke lokasi bencana, baik di Dukuh Menco maupun lokasi lain yang sama-sama terkena musibah banjir.
“ Kepada seluruh warga Demak, Bupati dr. Eistianah, SE menyampaikan permohonan ma’af karena tidak bisa mengunjungi seluruh desa yang mengalami musibah banjir. Demikian juga, ibu bupati mohon ma’af apabila bantuan yang diberikan Pemkab Demak tidak sesuai yang diharapkan…” ungkapnya.
Ciri khas blusukan Sekda Akhmad Sugiharto.
Kunjungan Sekda Akhmad Sugiharto di Dukuh Menco ternyata dilakukan diam-diam tidak melibatkan banyak pihak.
Mode kunjungan seperti itu ternyata sudah sering dilakukan Akhmad Sugiharto sebelum menjabat sebagai Sekda Demak, yaitu ketika menjabat sebagai Kadin Perkim dan Kadin PU dengan alasan tidak mau merepotkan banyak pihak.
“ Mohon ma’af, bukan tidak percaya kepada teman atau bawahan, mungkin karena saya sudah terbiasa melakukan kegiatan seperti ini jauh sebelum dipercaya menjadi Sekda Demak. Ya mungkin keenakan terbiasa kelapangan sendirian, gak mau merepotkan. Biar yang lain tetap melakukan aktifitas sebagai pelayan masyarakat di tempat kerja sehingga pemerintahan tetap berjalan…” ungkapnya.
Ternyata beberapa hari lalu, suami Nur Aini, Spd ( Guru SMAN 2 Demak ) ini juga melakukan kunjungan ke lokasi banjir di Desa Dombo dan Prampelan, Kecamatan Sayung pada malam hari, sejak pukul 20.00 WIB hingga Pukul 24.00 WIB.
Di dua desa ini Sekda Sugiharto melihat langsung keadaan tanggul yang limpas dan melihat langsung kondisi pengungsi termasuk mencicipi kualitas masakan untuk para pengungsi.
Di saat hari libur, dia tetap memantau banjir di seluruh kabupaten Demak cukup di sebuah warung pinggir sungai. Pengalamanya saat menjabat Kadin PUTARU membuat Sugiharto dapat segera merumuskan Mitigasi bencana, penyebab bencana.
“ Bencana banjir yang terjadi bukan terjadi di Demak, namun hampir diseluruh Pantai Utara Jawa, ini disebabkan karena cuaca ekstrim yang mengakibatkan air laut pasang dan curah hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. Dilain pihak diakui atau tidak, banyak sungai yang mengalami sedimentasi sehingga sungai tidak mekasimal menjadi salah satu penampung air hujan. Ke depan harus segera dilakukan langkah kongkrit untuk mengembalikan fungsi sungai…” pungkasnya.