CIRI-CIRI GAGAL GINJAL AKUT PADA ANAK, WASPADAI INTENSITAS PIPIS ANAK

Jatengtime.com-jakarta-Gagal Ginjal Akut pada anak ( gangguan ginjal akut progresif atipikal ) makin ramai diperbincangkan dan menjadi topik dunia kesehatan selama beberapa hari terakhir.

Gagal Ginjal Akut pada anak dapat terjadi secara mendadak dan gejala gangguan ginjal akut bisa memburuk dalam waktu cepat.

dr Mohammad Syahril, juru bicara Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) RI dalam konferensi pers ditulis, Kamis, (20/10/2022) mengungkapkan bahwa :

Kondisi ginjal yang terganggu ditandai dengan frekuensi dan jumlah urine yang menurun. Bahkan jika terjadi kerusakan dalam kategori berat, maka produksi urine bisa terhenti sama sekali.

– Jika anak mendadak buang air kecil berkurang bahkan tidak keluar sama sekali, bisa disertai maupun tidak disertai dengan demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah harus segera dibawa ke rumah sakit untuk dicek lebih lanjut.

Oleh karena itu orang tua dan masyarakat diminta untuk aktif melakukan pemantauan umum dan gejala yang mengarah ke penyakit satu ini.

Orang tua yang memiliki anak usia 0 hingga 18 tahun, terutama balita wajib memantau frekuensi dan jumlah urine anak.

“ Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume Urine  secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut…” kata Syahril.

Syahril menjelaskan, ginjal memainkan peranan penting bagi metabolisme tubuh. Itulah mengapa ketika terganggu, organ lainnya bisa ikut mengalami masalah.

“ Ginjal itu sebagai pusat metabolisme, organ yang sangat penting. Apabila dia terjadi ( gangguan ), ini akan mengganggu metabolisme. Dan gangguan metabolisme ini akan menyebabkan organ lainnya terganggu juga…” imbuhnya.

dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) Sekretaris Unit Kerja Koordinasi ( UKK ) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa :

Gejala awal gagal ginjal akut pada anak diawali dengan gejala infeksi yang berlangsung dalam waktu singkat sebelum gejala selanjutnya terjadi, yakni penurunan frekuensi buang air kecil hingga produksi urine yang berhenti total.

“ Kurang lebih seragam gejalanya. Mereka ini diawali dengan gejala infeksi seperti batuk, pilek, atau diare dan muntah. Infeksi tersebut tidak berat. Itulah yang membuat kami heran. Dia hanya beberapa hari timbul batuk, pilek, diare atau muntah, dan demam. Kemudian dalam tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urinnya. Jadi tidak bisa buang air kecil, betul-betul hilang sampai sekali buang air kecilnya. Hampir semuanya datang dengan tidak buang air kecil atau buang air kecilnya sangat sedikit…” ungkap Eka.

Orang tua harus waspada.

Henny Andriani dokter spesialis anak konsultan Nefrologi mengatakan intensitas buang air kecil pada anak yang sudah melewati usia bayi umumnya tidak terlalu sering. Umumnya anak perlu buang air kecil 5-6 sekali dalam sehari.

“ Kalau lebih sedikit, maka harus berpikir. Jika sudah enggak kencing lebih dari enam bahkan 12 jam sudah langsung pergi ke rumah sakit. Biar diperiksa sama dokter anaknya, dicari penyebabnya…” kata Henny.

Henny menambahkan bahwa gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada anak belakangan ini proses perburukannya lebih cepat dari biasanya.

“ Yang menarik dari gangguan ginjal akut ini adalah perjalanan penyakitnya. Kita melihat perjalanan penyakitnya itu cepat, terjadi gangguan ginjal akut mendadak, kemudikan perburukan cepat. Itu yang membuat kami terutama dokter anak yang bergerak di bidang ginjal melihat hal yang tidak biasanya…” ungkapnya.