28 WARGA KUDUS TERPAPAR VARIAN DELTA (COVID INDIA B1617.2) YANG GANAS, KEMUNGKINAN SUDAH MENYEBAR KE KABUPATEN SEKITAR

Jatengtime.com-Kudus-34 spesimen pasien positif korona yang dikirim Pemkab Kudus ke laborat FK UGM dengan menggunakan teknik WGS (whole Genome Sequence-teknik komprehensif yang digunakan dalam proses pengurutan sekuens DNA menjadi suatu gambaran genom utuh dengan menggunakan teknologi Next Generation Sequencing/ NGS) diketahui 28 spesimen positif Varian Delta (varian Corona India B1617.2).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam diskusi IDI Jawa Tengah, Minggu (13/6/2021) menyebutkan bahwa ledakan Covid-19 di Kudus dipengaruhi oleh varian Corona India B1617.2 yang terkenal ganas dan cepat penyebaranya.

Awal mula penularan virus ini ditengarai berasal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang ke Kudus melalui transportasi laut dari India.

“ Sudah terkonfirmasi itu adalah varian baru yang masuknya dari PMI melalui pelabuhan laut, banyak yang datang dari India sehingga masuk dari sana varian baru itu, sudah kita teliti, hasilnya baru keluar sekitar dua hari yang lalu. Bahwa memang yang di area Kudus adalah varian baru yang datang dari India…” kata Budi.

Virus Varian Delta ini juga telah menginfeksi sedikitnya 400 tenaga kesehatan (Nakes) di Kudus, sehingga pihaknya mengirim banuan dokter dari daerah sekitar Kudus.

“ Saya melihat bahwa lebih dari 400 nakes terpapar di sana, termasuk salah satu dokter ahli senior usia 70 yang harus dievakuasi ke RS Kariadi. Alhamdulillah karena (Nakes) sudah divaksin sampai saat ini saya belum mendengar adanya fatalitas dokter di Kudus…” ungkapnya.

Menkes Budi menyebut lonjakan Covid-19 di Kudus sudah mulai melandai, namun dimungkinkan sudah menyebar ke beberapa daerah sekitar.

Menkes meminta seluruh rumah sakit untuk bersiaga menampung pasien positif Covid-19 yang diprediksi akan terus mengalir hingga awal Juli 2021.

“ Kita harus hati-hati, ini (Kasus Covid-19) masih akan berjalan picknya kira-kira sampai awal Juli…” tegasnya.

Bupati Kudus HM Hartopo kepada wartawan usai rakor di Command Center Pendapa Kabupaten Kudus, Sabtu (12/6/2021) malam menyebutkan hasil penelitian ditemukan ada varian Covid-19 baru asal India terdeteksi di Kudus.

“ Rakor tadi (tadi malam) Kemenkes, Pak Gubernur, Pak Kapolda, dan Pak Pangdam, yang pada intinya informasi varian baru di sini (di Kudus). Ini dikhawatirkan harus ada kontingensi terkait permasalah penanganan untuk Covid-19 di Kudus, takutnya bisa merambah ke mana-mana…” ungkap Hartopo.

Bupati Hartopo mengaku belum mengetahui asal mula varian baru tersebut, namun sejumlah langkah pemerintah dilakukan guna memutus penyebaran virus Covid-19 varian baru diantaranya dengan menerapkan mikro lockdown sampai menyiapkan tempat isolasi mandiri terpusat yang ada di Kudus.

Walau lokasi isolasi mandiri terpusat di Kudus sudah ada, namun Hartopo mengaku saat ini masih ada kekurangan SDM dan Sapras.

“ Kami juga akan menyiapkan isolasi pemusatan dulu. Karena kita kekurangan dari SDM, Sapras, SDM yang menjadi permasalah. Rusunawa sudah siap. Tapi tenaga ini harus perlu ada suplai dari provinsi dan pusat. Kita penekanan ke mikro zonasinya…” imbuhnya.

Dengan ditemukanya varian Covid India ini, masyarakat Kudus dihimbau agar selalu taat protokol kesehatan guna memutus penyebaran virus ini.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban melalui akun Twitter @profesorzubairi, Minggu (13/6/2021) mengimbau agar masyarakat terutama Kudus agar tidak lalai dalam menerapkan protokol kesehatan, lalai sedikit maka akan berakibat fatal.

Peringatan. Varian India (Delta) ditemukan pada 28 warga Kudus. Sedikit kelalaian kita, maka bisa menyebabkan bahaya besar…”

Zubairi memberi contoh Australia yang memiliki kontrol perbatasan sangat ketat, masih bisa ditembus dengan varian India.

Australia yang kontrol perbatasannya ketat, bisa ditembus varian ini..”

Varian Covid-19 dari India ini menurut Zubairi memiliki transmisibilitas cepat dibandingkan dengan varian baru. Oleh karenanya, harus benar-benar diwaspadai agar tak menyebabkan lonjakan kasus.

Varian ini memang punya transmisibilitas lebih cepat dibanding varian lain. Waspada…!”