Pati-Kapolres Pati AKBP.R.SETIJO NUGROHO.HP, SIK memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang di lakukan Bakorwil I Propinsi Jateng, Rabu (19/04/2016) di gedung Bakorwil Pati.
Kapolres Pati ketika di hubungi jt via telepon menyatakan “ Kegiatan sosialisasi antisipasi pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran sangat perlu bagi siapa saja. Kusus bagi ibu-ibu Bhayangkari cabang Pati, saya sangat mendukung kegiatan ini. Harap di pahami kita semua tidak bisa menutup mata bahwa ibu-ibu adalah penyangga kinerja suami. Terkadang tanpa di sadari peran istri Bhayangkara dalam hal memasak di dapur mempunyai potensi terjadinya kebakaran, disinilah perlunya pembelajaran kepada ibu-ibu Bhayangkari untuk mempunyai sikap tidak panik ketika terjadi kebakaran tidak ada orang lain, dan segera bisa memadamkan api….”
Kapolres yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Demak dan di kenal sangat dekat dengan wartawan ini sangat memahami berbagai kendala dan keterbatasan mobil Damkar, jauhnya sumber air serta akses menuju ke lokasi kebakaran. Oleh karena itu R. Setijo memandang perlu adanya upaya penanganan musibah kebakaran dengan pengenalan, pemahaman dan kemampuan dalam pemadaman kebakaran kepada ibu-ibu Bhayangkari kususnya serta masyarakat Pati.
“Namun demikian ketika terlanjur ada musibah kebakaran hingga sampai menelan harta benda tidak kalah penting kita semua saling bersinergi untuk menggalang sekedar bantuan meringankan korban kebakaran. Kita bantu korban semampu kita…beri semangat agar korban segera bangkit…” imbuh R. Setijo.
Sifat Kapolres ini kemungkinan di picu pengalaman ketika menjabat sebagai Kapolres Demak, pernah terjadi kebakaran hebat yang sampai mengakibatkan korban 3 kakak- beradik yang masih kanak-kanak meninggal dunia di lokasi kejadian. Kapolres yang pertama memelopori gotong- royong membangun kembali rumah korban, serta ketika Kapolres R. Setijo bersama Bhayangkari Demak dalam kunjungan kelokasi kebakaran mendengar dari pengakuan warga salah satu tangan korban belum di temukan, seketika di perintahkan anggota dan warga untuk mencari tangan korban hingga akirnya di temukan tertimbun reruntuhan puing –puing genteng. (jt-pati).