Rico Patikasih, bandar narkoba yang paling di buru tewas ditembak polisi saat penggerebekan di Jalan Bima nomor 4 RT 12/05, Tanah Tinggi, Johar Baru, Senen, Jakarta Pusat beberapa hari yang lalu.
Santer di beritakan bandar Narkoba Johar baru Rico Patikasih, di tembak Polisi di depan anaknya.
“Waktu Rico di tembak,di sini ada anaknya yang bernama APR baru kelas 6 SD…” kata Angel, kakak ipar Rico, menuturkan kronologi aksi baku tembak antara polisi dengan tersangka, Jumat (22/01/2016) sekitar pukul 15.40 WIB.
Namun justru pengakuan kronologi penembakan oleh Angel menunjukan siapa Rico sejatinya.
Angel tanpa sadar jujur mengungkapkan kronologi peristiwa penembakan Rico. Awalnya ada tiga orang berbadan tegap mendatangi warung menanyakan keberadaan Rico iparnya. Kemudian ketiganya pergi ke rumah ketua RT setempat.
Lanjut Angel, adik iparnya langsung menyerang ketiga orang itu terlebih dahulu dengan menembak dengan pistol kepada tiga orang tadi dan kemudian terjadi baku tembak yang akhirnya menewaskan Rico.
“Setelah ke rumah Pak RT, tiba-tiba Rico menyerang nembak ke orang tadi pakai pistol gitu. Kayanya Rico sudah tahu kalau mereka polisi. Polisi yang tiga orang itu langsung balas nembaki Rico. Lalu puluhan polisi datang bahkan ada yang dari Brimob,” ungkap Angel polos.
Namun, saat Kapolres Jakarta Pusat Kombes (Pol) Hendro Pranowo meminta Rico untuk menyerahkan diri, Rico justru lebih dulu melawan polisi dengan menembaki Polisi sebanyak empat kali.
Sugiyono salah satu warga kepada jt di kedai kopi tak jauh dari kampung narkoba, Senin (25/1/2016) pukul 01.00 WIB justru senang dengan kematian Rico sambil mengumpat “Kalau seperti ini Komnas HAM mau apa, HAM mau bela Rico yang di tembak di depan anaknya atau HAM bela jutaan nyawa rakyat Indonesia yang mati sia-sia karena narkoba…? “
Kalau HAM bela Rico gara-gara mati di depan anaknya suruh HAM hadapi saya…, justru saya dukung pak Buwas hidupkan lagi Petrus guna bunuh semua bandar narkoba…! “ imbuh Sugiyono geram.
Seperti diketahui, penggerebekan bandar narkoba tersebut merupakan gerakan berantas narkoba serta buntut dari tewasnya anggota Polsek Senen, Bripka Taufik saat penggerebekan bandar narkoba di Berlan, Matraman, Jakarta Timur, Senin (18/01/2016).
Gembong narkoba sekaligus pengeroyok polisi ternyata nyaris lolos meninggalkan Jakarta menuju Ambon namun batal gara-gara Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya tertinggal.
Saat ini rumah Rico masih disegel garis polisi dalam kondisi kosong tanpa satupun kerabat di lokasi
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes (pol) M Iqbal mengatakan, polisi mengamankan sejumlah orang dalam penggerebekan tersebut. “Tiga pelaku diamankan di Johar Baru Jakarta Pusat…ungkap Iqbal. ( jt-jakarta )