Bahrun mulai di kenal publik ketika ditangkap pada 2011 karena kepemilikan senjata ilegal dan dipenjara selama tiga tahun.
Informasi dari pihak Polisi mengatakan sejak di penjara kemudian Bahrun kerap muncul sebagai pemain kunci dalam jaringan militan yang tumbuh di sekitar Solo dan Jawa Tengah serta Bahrun punya pengaruh di sulawesi hingga tenar ketika terjadi teror bom Sarinah bebrapa hari yang lalu.
Selepas bebas dari penjara Bahrun tak lagi bekerja di dalam dunia teknologi informasi selepas bebas dari penjara. Bahrun lebih suka jadi penulis lepas serta aktif di Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), namun diam-diam terus memperdalam ilmu meretas jaringan komputer.
Muhammad Jibriel Abdul Rahman, pengamat teroris dan juga mantan aktivis Islam mengaku mengenal Bahrun sejak delapan tahun lalu. Jibriel tahu Bahrun adalah pemuda yang loyal kepada bomber Bali,Imam Samodra. “Setelah Imam Samudra meninggal, saya tak tahu lagi Bahrun seperti sepak terjangnya…” Ungkap Jibriel kepada media di Jakarta Rabu(20/1/2016).
“Bahrun orangnya pendiam dan sangat tertutup, dia aktivis di solo yang menguasai Cyber, dan juga hacking yang meretas komputer. Keahlian istimewa Bahrun di dunia informatika di manfaatkan Bahrun untuk mempromosikan ISIS ke dunia Cyber. Atas jasanya pada ISIS, Bahrun diangkat jadi petinggi ISIS yang membawahi Asia Tenggara guna merekrut anggota baru lewat media cyber. Bahkan keahlianya dalam meretas jaringan komputer, Bahrun berhasil mengacaukan system komputer imigrasi dan bandara sehingga Bahrun bebas membawa anak dan ke-dua istrinya ke Suriah…Imbuh Jibriel meyakinkan.
Kini nama Bahrun Naim menjadi nama yang terkenal dan paling di cari di Indonesia. ( jt-jakarta )
