INSIDEN PENYEBUTAN NOMOR DI PAGELARAN WAYANG KPU DEMAK TERJAWAB

Insiden kecil yang terjadi pada acara pagelaran wayang kampung sebelah pada pentas Wayang Kampung Sebelah (WKS) di acara Sosialisasi PilBub Kabupaten Demak, Sabtu ( 31/ 10/ 2015 ) pukul 20.00 WIB, tanpa di sengaja di menit-menit awal dalang Wayang Kampung Sebelah (WKS) yang mempunyai nama keren Jlitheng Suparman membewakan lakon “Mawas Diri Menakar Berani” dengan memakai bahasa pewayanganya yang terkenal dengan unsur kocak namun mengandung makna yang luas. Awalnya yang dalang menceritakan fenomena pilkades dengan nomer urut yang di sebut tanda gampar kocak. Nomor urut 1 dengan gambar “Bakwan”, nomor urut 2 dengan gambar “ Iwak koyor “ dan nomor urut 3 dengan gambar “ Mendoan”. Baru ketika lakon kocak ini dalang menyebut Nomor urut 2 sebagai Pemenang Pilkades buru -buru KPU Demak meminta langsung dalang untuk klarifikasi agar tidak terjadi salah paham semua pihak.

Acara resmi yang diadakan oleh KPU Demak yang seharusnya di hadiri semua pasangan Calon Bupati dan wakil Bupati Demak namun ternyata hanya di hadiri Paslon dengan nomor urut 1 yaitu Nasir-joko,S. Sedang paslon nomer urut 2 Dachirin- Edy dan paslon nomor urut 3 Harwanto-Maskuri tidak hadir.Seperti diketahui, pasangan nomor 2, Dachirin adalah masih menjabat Bupati Demak dan pasangan nomor 3, Harwanto masih menjabat Wakil Bupati Demak.

Acara sosialisasi ini sangat jelas terlihat bersifat resmi dan terbuka untuk umum. Dengan memakai lokasi di sudut Alun-alun Demak depan kantor KPU yang di kemas standart dan  menghargai untuk kelas pejabat-pejabat elit Pemkab Demak dengan penataan panggung dan meja serta kursi VIP untuk Paslon lengkap dengan suguhan buah-buahan segar yang di beli dari uang rakyat.

Hadir pula Panwaslu kabupaten Demak, tamu undangan dan warga masyarakat Demak. Tidak lupa hadir beberapa orang-orang kusus dari Setda Demak yang bertugas melayani pejabat Elit Demak berpakaian Necis dan Rapi, tapi bukan untuk melayani Rakyat.Namun tugas orang kusus ini sia-sia karena pemimpin mereka tidak hadir.

Ketika JT meminta klarifikasi kepada sang dalang wayang kampung sebelah via telepon, dengan senang hati beliau menjawab klarifikasi insiden kecil menyebut nomor yang tidak beliau segaja. Bahkan dalang nyentrik ini menjawab resmi via e-mail untuk klarifikasi agar insiden ini tidak merugikan semua pihak. Berikut e-mail sang dalang nyentrik menjawab klarifikasi via e-mail tanpa di rubah atau di kurangi pihak JT.

Redaksi Jateng Time Yth.

Salam sejahtera.

Terima kasih perhatiannya atas insiden kecil “penyebutan angka” pada pentas Wayang Kampung Sebelah (WKS) di acara sosialisasi pilbub Kabupaten Demak, Sabtu 31 Oktober 2015. Dengan ini sekaligus saya sampaikan klarifikasi:

  1. 1. Penyebutan angka tersebut bukan unsur kesengajaan untuk mendukung salah satu paslon, melainkan benar-benar bagian dari tuntutan cerita/lakon yang kami susun, yang berjudul “Mawas Diri Menakar Berani”. Lakon tersebut telah kami susun sejak awal tahun 2012, kami pentaskan diberbagai tempat dan keperluan, termasuk kegiatan yang sama oleh sejumlah KPU di berbagai daerah, dan tidak pernah bermasalah.
    2. Lakon “Mawas Diri Menakar Berani” sengaja saya susun dengan tujuan mengkritisi pelaksanaan demokrasi yang berlangsung di Indonesia:
  2. 2. Sistem demokrasi yang berkembang cenderung liberal, terjebak pada sistem demokrasi elektoralisme, demokrasi prosedural, dan demokrasi transaksional yang berdampak mengotori makna demokrasi itu sendiri serta merugikan kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
  • Sikap dan perilaku elitis maupun mayoritas masyarakat di negeri ini cenderung belum dewasa dalam berpolitik dan berdemokrasi, sehingga pelaksanaan pemilu yang bersih, jujur dan adil masih jauh dari harapan.

3. KPU Kabupaten Demak tidak ada kaitan sama sekali dengan konten kisahan WKS, maka insiden penyebutan angka tersebut dan atau konten kisahan dalam cerita tersebut secara keseluruhan semata-mata tanggung jawab Wayang Kampung Sebelah.

4. Pada hematnya KPU Kabupaten Demak sudah bekerja dengan baik dan profesional terutama dalam menjaga netralitasnya.

5. Sebagai catatan: Komunitas Wayang Kampung Sebelah sejak awal berdiri sudah berprinsip serta konsisten menjalani prinsip: menolak undangan/job pentas untuk kepentingan politik praktis:kampanye partai politik (pemilu legistalif). Pada awalnya WKS masih menjalani pentas untuk kepentingan pemilu eksekutif namun sejak tahun 2012 WKS memantabkan diri menolak job pentas untuk kepentingan politik praktis kampanye pemilu eksekutif, baik itu pilkades, pilkada hingga pilpres.

Demikian klarifikasi dari WKS. Sebagai tambahan informasi tentang WKS dengan ini saya lampirkan Profil WKS dan CV saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Salam,

Jlitheng Suparman

2 Lampiran

Pratinjau lampiran CV Jlitheng.docx.