Sungguh memprihatinkan nasib Andriansyah (19) warga Kp. Karamat Rt 01/01 Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Akibat mempunyai penyakit Kejang Epilepsi (Ayan) yang diderita sejak umur 11 tahun, dirinya harus rela dipasung dengan cara dirantai oleh orangtuanya selama 3 tahun.
Bahkan yang lebih ironis, aparat wilayah seperti kelurahan, kecamatan dan dinas terkait sama sekali tidak mengetahui dan terkesan tutup mata untuk menangani permasalahan tersebut.
Menurut orangtuanya, Hasan (67), dirinya terpaksa merantai anaknya tersebut karena seringkali mencoba kabur dan mengamuk apabila dilepaskan begitu saja. Terlebih jika penyakitnya kambuh, Hasan terpaksa merantainya.
Terlebih alasan dirinya merantai anaknya tersebut, karena sama sekali tidak mempunyai biaya untuk mengobati penyakit anaknya tersebut dan setelah melapor kesana kemari khususnya dinas terkait, sama sekali tidak mendapat tanggapan baik.
“Saya terpaksa memasung dia daripada kabur dan mengamuk, kalau punya uang pasti sudah saya usahakan untuk terus berobat sampai sembuh,” katanya saat ditemui di Jl. Suryakencana didampingi tetangganya Ujang Shadudin sambil memperlihatkan foto Andriansyah yang sedang dirantai, Sabtu (28/7).
Dijelaskannya, dirinya sudah beberapa kali mencoba berobat ke rumah sakit daerah, namun hasilnya hanya sementara saja sembuhnya dan kemudian kambuh kembali. Bahkan hampir lebih kurang 7 tahun ini, Andriansyah tidak bisa berobat lagi karena orangtunya tidak mempunyai biaya yang tergolong keluarga tidak mampu.
“Pernah beberapa kali petugas kesehatan dari Puskesmas terdekat mendatangi saya dan menawarkan untuk dibuat rujukan berobat ke rumah sakit, namun setelah ditunggu beberapa hari tidak ada kenyataannya dan hanya janji saja,” ujarnya.
Dirinya berharap, agar Pemerintah Kota Sukabumi khususnya dinas terkait yang menangani hal tersebut seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial mau memberikan bantuan untuk berobat anaknya agar bisa sembuh.
“Saya harap pemerintah mau membantu biaya berobat anak saya supaya cepat sembuh,” harapnya.*