Jatengtime.com-Jakarta-Pemerintah Australia melalui tim Penanggulangan Eksploitasi Anak Australia (Australian Centre to Counter Child Exploitation/ACCCE) dan Kepolisian Federal Australia (AFP) ternyata sangat peduli dengan kasus kejahatan seks terhadap anak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Mengapa pemerintah Australia peduli dengan kasus kejahatan seks terhadap anak di Indonesia…? yang kebetulan dilakukan eks Kapoles Ngada terhadap 3 anak dibawah umur.
Kepedulian tersebut tidak lepas dari program to Australian Centre to Counter Child Explotatation, di kota Brisbane, pada tanggal 16-17 November 2023.
Program to Australian Centre to Counter Child Explotatation kerja bareng Australian Federal Police (AFP), Bareskrim Polri, Kemenpppa, KPAI dan LPAI dilakukan dalam rangka menyikapi tingginya angka eksploitasi dan kekerasan seksual anak.
Hadir pada acara yang sangat penting tersebut tim Diretorat Tindak Pidana Umum – Bareskrim Polri yang dipimpin langsung oleh Brigjen Tommy Dwianto dan tokoh-tokoh peduli anak Indonesia.
LPAI dalam acara tersebut menyampaikan kegiatan yang sudah dilakukan dalam rangka penanganan kasus anak korban trafficking dan eksploitasi seksual. Dari data ada sekitar 107 kasus trafiking anak yg sudah didampingi LPA/I daerah di seluruh Indonesia.
LPAI juga menyampaikan gagasan /masukan dalam rangka menekan peningkatan kasus trafiking dan kekerasan seksual anak di Indonesia.
Tim Australian Centre to Counter Child Exploitation (ACCCE) membahas tentang kebijakan, pencegahan, penanganan kasus dan rehabilitasi korban dalam kasus-kasus trafiking dan kekerasan seksual anak di berbagai wilayah di Australia.
Dari kerjasama antara Australian Centre to Counter Child Exploitation/ACCCE), Kepolisian Federal Australia (AFP) Bareskrim Polri, Kemenpppa, KPAI dan LPAI inilah yang membuat pemerintah Australia sangat peduli dengan kasus-kasus kejahatan selsual terhadap anak di Indonesia.