Jatengtime-Demak-Banjir yang diakibatkan curah hujan yang tinggi dan rob mendapatkan perhatian serius Pemkab, Sabtu (1/2/2025) siang dengan gerak cepat kolaborasi antara Bupati Eisti’anah, PMI, Dinsos, Dinpertan pangan dan BPBD untuk korban banjir Desa Kalisari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak dan sekitarnya.
Ketua PMI Demak, Akhmad Sugiharto,ST.MT melalui sambungan telepon membenarkan langkah cepat yang dilakukan pihaknya, Pemkab dan jajaran terkait bencana banjir dan rob.
“ Iya benar…kemarin saya sudah perintahkan kepala markas mas Ade, staf dan relawan untuk mempersiapkan 250 paket bantuan sembako, dan hari ini bersama ibu bupati dan rekan OPD terkait kita sama-sama menuju lokasi…” kata Sugiharto.
Ketua PMI yang juga menjabat sebagai Sekda Demak ini menyatakan bahwa seluruh jajaran PMI terus siaga 24 jam memantau, memitigasi dan asesment kemungkinan terjadi atau benar terjadi bencana dan harus melaporkan semua data dengan komplit.
“ Sebelum dan sesudah turun SK Bupati Demak Nomor 360.2/826 Tahun 2024 yang ditandatangani Bupati Demak dr. Eisti’anah, SE tentang penetapan siaga darurat bencana berlangsung selama 121 hari mulai 1 Desember 2024 hingga 31 Maret 2025, dengan penuh tanggung jawab kemanusiaan, kami sudah siaga 24 jam…” ujarnya.
“ Kesiap-siagaan kami terbagi dalam 2 unit relawan terlatih dan profesional yang bertugas memantau, memitigasi dan asesment terpusat dalam 1 komando di markas PMI. 1 unit akan siap dan selalu mobiling di lapangan dan 1 unit lagi standby di markas…” ungkapnya.
Selalu membuat metode laporan dengan identitas alamat jelas dan komplit.
“ Saya cukup berpesan kepada relawan yang bertugas agar ketika sedang bertugas memantau, memitigasi dan asesment selalu membuat metode laporan dengan identitas alamat jelas dan komplit dan selalu ditaati…” ungkapnya.
“ Metode tersebut saya tekankan dengan alasan bahwa semua bentuk bencana adalah sensitif ketika menjadi sebuah berita baik konfensional maupun sosial media. Dan perlu diingat, banyak saudara kita yang mencari rejeki diluar Kabupaten Demak bahkan luar negeri…” tegasnya.
“ Dengan metode tersebut maka lokasi atau obyek bencana akan diketahui publik alamatnya dengan komplit mulai RT, RW, Dukuh, Desa/kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten. Jangan hanya di tulis Demak saja, Demaknya mana…? Biar tidak menjadi bias berita dan sangat mudah dipolitisir…” bebernya.
“ Dengan metode itu, jika namun semoga tidak terjadi bencana, publik dalam hal ini keluarga yang dalam perantauan menjadi lega terkait alamat yang jelas. Pastikan, Bijak, saring sebelum di Sharing itu salah satu usulan saya…” pungkasnya.
Di ketahui, dalam kunjungan kolaborasi tersebut, Bupati Demak Eistianah, memastikan jajarannya melakukan penanganan maksimal teradap banjir di Desa Kalisari, Kecamatan Sayung dan sekitarnya yang terdampak banjir. Bupati Demak memberikan bantuan berupa sembako dan makanan anak kepada warga terdampak.
Eistianah, memastikan seluruh jajarannya bekerja maksimal dalam menangani banjir dan mengintruksikan kepada seluruh kepala desa yang wilayahnya terdampak banjir, untuk duduk bersama dan mencari solusi penanganan cepat agar banjir segera surut.
“ Tadi saya bertemu dengan beberapa kepala desa dan membahas untuk mencari solusi penanganan cepat. Saya juga sudah intruksikan kepada Camat untuk secara rutin melakukan pengawasan di desa desa yang tergenang banjir. Karena di Kecamat Sayung ini, desa sisi utara terdampak rob, sedangkan desa di sisi selatan banjir akibat curah hujan yang tinggi…” kata Eist.
Bahkan bupati perempuan yang berani mengungkapkan misteri keadaan pintu bendung Wilalung salah satu penyebab banjir bandang tahun 2024 (https://jatengtime.com/2025/01/25/bupati-demak-dalam-rakor-penanganan-banjir-di-grobogan-menyinggung-kondisi-bendungan-wilalung/) ini juga mempersilakan kepada seluruh kepala desa untuk mengajukan masterplan untuk penanganan cepat mengatasi banjir.
“ Kalau ada masterplan silakan ajukan. Nanti kita bahas bersama antara kades dan Dinputaru (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) bidang Sumber Daya Air (SDA), untuk menentukan penanganan cepat. Saya tidak menginginkan banjir meluas atau pindah desa…” ujarnya.
Hingga saat ini, banjir di wilayah Kecamatan Sayung telah merendam lebih dari 300 rumah di Desa Kalisari, 1500 rumah di Desa Sayung, dan 996 rumah di Desa Loireng.