Plt KAPUS KEBONAGUNG : MOTO WILAYAH KERJA SENGKUYUNG, POSYANDU ILP DAN NOL ES MONY (Bagian 1)

Jatengtime.com-Demak-Plt Kapus (Kepala Puskesmas) Kebonagung Arief Setiawan, SKM., MM menegaskan moto wilayah kerja sengkuyung, Posyandu sudah ILP dan nol es mony (minuman segar berbahan dasar arak/alkohol).

Arief juga menyatakan bahwa kinerja, sarpras dan seluruh kegiatan pelayanan terbuka yang terintegrasi dengan sistem keterbukaan informasi publik baik saran, masukan bahkan kritik dari masyarakat.

Pernyatakan Kapus Kebonagung ini diungkapkan dalam kegiatan bertema Forum Konsultasi Publik yang diadakan, Rabu (18/9/2024) di WM Noroyono, Gubug dihadiri unsur Forkopimcam 14 kades, penggerak PKK/Posyandu, utusan mahasiswa, media massa dan nakes setempat.

“ Kami seluruh jajaran Puskesmas bersama jajaran Forkopimcam Kebonagung selalu bergandeng tangan dengan moto sengkuyung…” kata Arief.

“ Masyarakat kami persilahkan memberikan saran, masukan terkait kinerja, sarpras dan seluruh kegiatan pelayanan yang terbuka yang terintegrasi dengan sistem keterbukaan informasi publik, namun dalam koridor kritik yang membangun njih…” ujarnya.

“ Untuk itu kami sengaja membuat kegiatan Forum Konsultasi Publik yang sesuai aturan benar-benar Fair Play lho, harus ada 6 dari unsur pesertanya. 1 peserta dari penyelenggara layanan, 2 dari Stakeholder Pelayanan Publik, 3 dari Ormas/ LSM, 4 dari pengguna layanan, 5 dari media massa/wartawan dan 6 ahli/ pakar….” ungkapnya.

“ Saya yakin dengan Forum Konsultasi Publik yang fair Play, acara hari ini pasti seru dengan debat yang edukatif tidak hanya berdasarkan data dan fakta, namun mengulas materi secara komprehensif, terutama dari unsur wartawan yang biasa melakukan dengan cara tajam lho…” pungkasnya.

Unsur media massa yang mendapat kesempatan pertama memberikan saran dan kritik dari media online Jatengtime yang dihadiri langsung Pemrednya (Pemimpin Redaksi) Zuliadi Akhmad.

Berdasarkan investigasi pelayanan kesehatan terhadap Puskesmas Kebonagung, jatengtime menilai dengan kategori nilai baik. Bidang keterbukaan informasi publik yang netral dan independen juga dinilai baik.

“ Kebetulan beberapa bulan lalu, kami diam-diam memantau kegiatan yang sangat sensitif terkait kelompok sosial dengan perlakuan khusus (skrinning HIV). Kegiatan tersebut memang hanya mampu dilakukan oleh ahli yang profesional dengan alur pelayanan yang sangat rumit. Dan ternyata berhasil hingga layak kami nilai baik…” kata Zuliadi.

“ kebetulan juga dalam bidang kesehatan masyarakat Demak, jatengtime punya atensi khusus dikarenakan kesehatan adalah faktor penting daam pemenuhan hajad hidup masyarakat secara menyeluruh. Pelayanan dan sarpras di Puskesmas Kebonagung kami nilai baik, namun akan lebih baik lagi jika ada penambahan lampu penerangan jalan sekaligus penambahan ornamen peringatan tempat atau fasilitas publik yang rawan kecelakaan karena dijalur utama yang menghubungkan Grobogan, Demak dan Semarang dengan intensitas pengguna jalan yang cukup tinggi…” ujarnya.

                       Pemred jatengtime

Zuliadi juga menyampaikan isu yang sedang berkembang di Demak terkait peredaran es mony yang ternyata berbahan baku dasar arak/alkohol yang dikemas dengan minuman penyegar dan ternyata justru banyak dikonsumsi anak SD/MI.

“ Es mony menjadi masalah sangat serius yang harus dirampungi seluruh elemen masyarakat, pemerintah desa, pemkab Demak dan institusi lainya. Bahkan ibu bupati dr.Eistianah, SE tidak henti-hentinya memerintahkan jajaranya (Satpol-PP), menggandeng TNI-Polri untuk terus memberantas peredaran es mony…” ungkapnya.

“ Sangat wajar jika bupati Estianah terus berupaya memberantas es mony yang ternyata mengandung bahan baku arak/alkohol dan irosnisnya justru banyak dikonsumsi anak usia SD/Madrasah dengan menggunakan sistem market COD. 1 gelas cup es mony harganya sekitar Rp 10 rb, biasanya anak-anak ini beli dengan cara patungan. Kata mereka (anak-anak penikmat es mony) rasanya enak dan menyegarkan. Bayangkan…mereka masik anak-anak harus teracuni kesehatanya…” pungkasnya.