Jatengtime.com-Demak-Bonsai-bonsai koleksi Sekda Demak (Yang juga menjabat ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia-PPBI Cabang Demak) Akhmad Sugiharto, ST.MT dan anggota PPBI panen bendera kejuaraan baik bendera Best Ten (Bonsai 10 besar terbaik) Merah (Bonsai baik sekali) dan Hijau (Bonsai Baik) dalam Pamlok di Lapangan Pemuda Desa Mijen, kecamatan Kaliwungu, Kudus.
Sekda yang telah mengenal bonsai sejak kuliah di Malang dan 2 tahunan ini merambah seni bonsai menjadi salah satu sumber pendapatan sampingan (Bakul-Jual beli) dilokasi pameran, Sabtu (25/5/2024) pukul 22.00 WIB mengucapkan rasa syukur ternyata dari 50 lebih kontingen bonsai Demak panen bendera di Pamlok Kudus.
“ Tentunya kita mengucap syukur kepada Allah SWT atas keberhasilan ini, kita panen bendera kejuaraan dalam pamlok bonsai di Kudus. Ini semua berkat kerja keras seluruh anggota PPBI Demak yang jauh hari sudah mempersiapkan jagoanya…” kata Sugiharto.
Dalam situasi habis diguyur hujan dan lapangan cukup becek, Sekda menyempatkan diri berkeliling untuk melihat seluruh bonsai yang berjumlah 500 lebih dari beberapa kabupaten sekitar Kudus.
“ Juara pertama (Best Ten) di kelas bonsai jadi diraih rekan kita dari Demak mas Akhmad Syafii (Pemborong dengan julukan Modin Safii) dengan bonsai andalanya Beringin Elegan atau nama latinya Ficus Elegant. Disusul…koleksi saya, Beringin Kimeng atau nama latinya Ficus Microcarpa. Kemudian Best Ten lain ada koleksi Santigi milik mas Hasanudin (Kakak kandung bupati Demak dr.Eistianah,SE). Bendera merah kebetulan juga punya saya. Di kelas Prospek juga ada bonsai koleksi saya dan anggota PPBI Demak…” ujarnya.
Bonsai kebanggaan Sekda dari jenis Lohansung juga mendapat predikat Best Ten dikelas bonsai jadi.
Lohansung milik Sekda ini diam-diam menjadi bahan perdebatan para pakar bonsai nasional terkait kematangan sebuah bonsai, tidak karena harganya yang fantastis dan perawatanya yang lama dan ekstra sabar namun ada beberapa koreksi yang harus dibenahi agar tampak lebih mendekati sempurna.
Jika koreksi tersebut dilakukan, bukan tidak mungkin Lohansung koleksi Sekda Demak ini akan menjadi sebuah bonsai yang matang dan proposional seperti bonsai Lohansung ‘The Legend’ milik pebonsai senior Sarno Kosasih, Bandungan Semarang yang terakir ditawar kolektor tembus Rp 2,5 miliar. .
Sekda yang koleksi bonsainya telah malang melintang baik di event pameran bonsai sekala lokal maupun nasonal ini berharap agar seluruh pebonsai Demak terus meningkatkan karya dan prestasinya.
“ Bagi saya pribadi, memperoleh bendera dalam sebuah pameran bonsai adalah sebuah kebangga melebihi dari uang. Tentunya juga tidak kalah penting mengikuti pameran bonsai adalah bentuk sebuah persahabatan, kerukunan dan kekeluargaan antar pebonsai baik Kabupaten Demak maupun kabupaten lain seluruh Indonesia…” ungkapnya.
Namun sekda juga menghimbau agar seluruh pebonsai atau komunitas yang tergabung dalam PPBI Cabang Demak selalui ingat pesan bupati Eistianah saat membuka Pameran Nasional di Wisma Halim agar pebonsai bisa menjaga alam, mengurangi mendongkel pohon dari alam dan memperbanyak bonsai dari teknik budidaya pertanian seperti cangkok dan lain-lain.
“ Serta juga tidak kalah penting saya menghimbau agar seluruh pebonsai Demak atau bila berkenan seluruh pebonsai di Indonesia agar ingat dan menjalankan pesan dari bupati kita, dr.Eistianah, SE agar kita bisa menjadi pionir dalam menjaga alam dengan cara mengurangi mendongkel pohon yang akan dijadikan bonsai dari alam, namun dengan memperbanyak bonsai dari teknik budidaya pertanian seperti cangkok dan lain-lain. Ternyata bonsai dari bahan budidaya tidak kalah eksotik lho dengan bonsai dari alam…” pungkasnya.