MENTERI PMK : PANDEMI KORONA SUDAH DARURAT MILITER

Jatengtime.com-Sleman-Kasus lonjakan COVID-19 yang terjadi di Indonesia masih belum terkendali.

Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy saat meninjau Hotel University Club UGM yang dijadikan shelter pasien Corona, di Sleman, Jumat (16/9/2021) bahkan menyebut bahwa kondisi pandemi Corona saat ini sudah darurat militer.

“ Sebenarnya pemerintah sekarang ini walaupun tidak di declare, kita dalam keadaan darurat militer. Kalau darurat itu ukurannya tertib sipil, darurat sipil, darurat militer, darurat perang. Nah kalau sekarang ini sudah darurat militer…” kata Muhadjir.

Saat ini menuru Muhadjir, Indonesia tengah berperang melawan musuh yang tidak terlihat, yaitu virus COVID-19.

“ Kenapa (darurat militer)…? Karena kita berhadapan dengan musuh yang tidak terlihat. Musuh tidak terlihat ini di dalam pertempurannya tidak memakai kaidah hukum perang. Karena semua orang dianggap kombatan (musuh) oleh virus COVID-19 ini…” ungkapnya.

Muhadjir menambahkan “ perang makin nyata “. Dulu banyak kalangan tidak mengira jika ibu hamil dan anak-anak bakal jadi korban ganasnya Corona.

Namun ternyata, saat ini banyak ibu hamil dan anak-anak yang jadi korban keganasan COVID-19.

“ Dulu kita mengira bahwa orang hamil, anak-anak bisa tidak jadi sasaran. Sekarang anak-anak dan ibu hamil sudah banyak yang jadi korban meninggal yang sudah mulai banyak. Berarti ini sudah perang asimetris menghadapi COVID-19…” jelasnya.

Menurut Muhadjir, kondisi saat ini sudah tidak bisa ditangani dengan cara biasa. Oleh karena itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengat sangat terpaksa mulai mengerahkan TNI-Polri dalam penanganan kasus COVID-19.

“ Dengan berat hati bapak Presiden sudah mulai memerankan TNI Polri karena pertimbangan, ini (COVID-19) sudah tidak bisa ditangani secara biasa. Ini betul-betul sudah darurat militer, hanya musuhnya bukan musuh militer konvensional, tapi pasukan tak terlihat itu (COVID-19)…” imbuhnya.

Untuk itu Muhadjir mengingatkan kepada masyarakat agar semakin sadar dan tidak abai dalam menerapkan protokol kesehatan (Prokes) dalam kehidupan sehari-hari.

“ Nah sekarang makanya mendorong masyarakat semakin menyadari prokes. Paling tidak memakai masker dan maskernya harus dobel, karena saat ini tingkat ancamannya semakin ganas…” pungkasnya.