PANGDAM IV/ DIPONEGORO DAN KAPOLDA JATENG PEDULI LONJAKAN COVID-19 DI KUDUS : LAKUKAN TINDAKAN TEGAS !

Jatengtime.com-Kudus-Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Rudianto dan Kapolda Jateng Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., Kamis (27/5/2021) secara kusus mengunjungi Kabupaten Kudus, karena daerah mengalami kenaikan angka Covid-19.

Angka ini menambah jumlah kasus baru pascamasa libur lebaran sehingga melampaui angka 800 kasus baru.

Hampir semua rumah sakit di Kudus ruang perawatannya terisi pasien. Bahkan di RSUD dr. Loekmohadi Kudus, banyak pasien yang terpaksa antre di luar ruang IGD.

Direktur RSUD dr. Loekmohadi Kudus dan istri juga dikabarkan sedang menjalani isolasi kerena terpapar Covid-19 saat bertugas.

Di Kecamatan Jepang Kabupaten terdapat 146 warga positif covid-19. Dari jumlah tersebut tercatat ada warga yang dirawat dan ada juga yang melakukan isolasi mandiri. Petugas juga telah melakukan tracing terhadap 30 orang dan hasilnya ditemukan 1 orang positif Covid-19.

Kapolda perintahkan Forkopimda Kudus lakukan tindakan tegas.

Kapolda menegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi dan berpesan agar Forkopimda Kudus tidak ragu-ragu  dalam melakukan tugas-tugas (tindakan tegas) guna mencegah penularan covid-19 semakin luas.

Semua obyek wisata, kegiatan masyarakat dan tempat-tempat yang berpotensi terjadi kerumunan massa ditiadakan (ditutup) untuk sementara.

“ Forkopimda Kudus untuk tidak ragu-ragu menutup tempat kerumunan seperti tempat wisata, makam, bahkan tradisi lebaran. Silakan ditiadakan sementara…” tegas Kapolda.

Selain itu, guna ikut membantu menekan angka Covid-19 di Kudus, Polda Jateng bersama Tim Mabes Polri dari Pusdokes Mabes siap dengan tenaga kesehatan.

“ Polda Jateng siap bantu dorong tenaga Brimob sesuai kebutuhan untuk Pemda Kudus. Kami juga akan bantu sebanyak 14 Velbed dan tenda bila ternyata dibutuhkan dan sesuai permintaan…” imbuhnya.

Kapolda Jateng minta agar seluruh petugas Satgas Gabungan harus sehat terlebih dahulu sebelum menyehatkan warga.

Kapolda bentuk Kompi Siaga Gabungan TNI-Polri, Nakes dan Satpol PP.

Untuk mengatasi meluasnya penyebaran Covid-19 di Kota Kretek ini Kapolda Jateng bertindak cepat dengan mengarahkan anggotanya membentuk Kompi/ Pleton Siaga Gabungan TNI-Polri, Nakes, Satpol PP, sebagai power hand yang siap digerakan Bupati Kudus kapanpun.

“ Khususnya kampung zona merah silahkan bentuk kompi/pleton petugas gabungan sebagai power hand untuk Pak Bupati…” kata Kapolda.

Kapolda Lutfi tak lupa juga menghimbau kepada warga yang dinyatakan positif dan melakukan Isolasi mandiri agar tetap menjaga kesehatan diri sendiri dan tidak keluyuran.

“ Untuk warga yang dinyatakan positif dan sedang isolasi jangan keluar kemana-mana dulu, harus diawasi ketat oleh petugas posko PPKM Mikro dan setiap 2 kali sehari dicek kondisi kesehatan, makan minumnya, obat-obatan dan vitamin…” pungkasnya.

Pangdam : buat selebaran, Covid-19 di Kudus meningkat.

Ditempat yang sama Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto memberikan saran untuk membuat selebaran berisi himbauan bahwa Covid-19 saat ini meningkat di Kabupaten Kudus.

“ Beri informasi lewat selebaran pada masyarakat bahwa Rumah Sakit penuh, kemudian bagikan pada warga door to door…” kata Pangdam.

Tempat wisata dan peziarah hanya khusus untuk warga lokal, warga pendatang. Bagi warga pendatang agar di cek KTPnya.

Lonjakan angka Covid-19 di Kudus disinyalir terjadi karena berbagai faktor, antara lain karena saat Lebaran Idul Fitri dan tradisi syawalan banyak warga melakukan anjangsana pada keluarga dan tetangga tanpa mengindahkan prokes, pengunjung tempat wisata yang meningkat, dan pengunjung tempat pemakaman (ziarah kubur) yang tidak terbendung.

6 Desa Zona merah dan terpaksa di Lockdown.

Bupati Kudus HM Hartopo, menuturkan saat ini tempat wisata yang langgar prokes sudah dilakukan penutupan dan pembatasan jumlah pengunjung.

Sedikitnya terdapat 6 Desa zona merah yang terpaksa diberlakukan Lockdown dan dijaga oleh Satgas Covid yaitu Desa Jati Wetan, Desa Janggalan, Desa Jepang, Desa Payaman, Desa Kerjasan, dan Desa Panjunan.

Lonjakan angka Covid-19 di Kudus disinyalir terjadi karena berbagai faktor, antara lain karena saat Lebaran Idul Fitri dan tradisi syawalan banyak warga melakukan anjangsana pada keluarga dan tetangga tanpa mengindahkan prokes, pengunjung tempat wisata yang meningkat, dan pengunjung tempat pemakaman (ziarah kubur) yang tidak terbendung.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.