PRESIDEN AMERIKA AKIRNYA KELUAR DARI PERSEMBUNYIANYA DI GEDUNG PUTIH SAAT DI DEMO

Headline, Nasional128 Dilihat

Jatengtime.com-Jakarta-Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya di sebuah bungker gedung putih di Washington DC.

Dengan dikawal ketat pasukan pengaman peresiden Secret Service, Trump terlihat berjalan kaki sepanjang jalan yang dindingnya dipenuhi coretan-coretan para pemprotes, menuju sebuah gereja, yang letaknya tak jauh dari kantornya.

Dalam situasi darurat, protokol pengawal kepresidenan AS, biasanya mengungsikan semua orang di bawah perlindungan mereka untuk mengungsi ke tempat perlindungan bawah tanah.

Trump dilaporkan mengungkapkan pada para penasihatnya, bahwa dia khawatir dengan keselamatanya, dan pada saat yang sama secara pribadi maupun terbuka mengungkapkan pujian terhadap petugas pengawal kepresidenan.

Harian The New York Times, Minggu (31/5/2020) mengabarkan Trump dan keluarganya (Ibu Negara Melania Trump dan putranya, Barron) sengaja disembunyikan oleh Secret Service ketika gedung putih didemo para pemprotes atau unjuk rasa berlatar belakang isu rasial yang dipicu seorang pria kulit hitam George Floyd (46) yang tewas dengan tragis.

Hasil autopsi terkait kematian George Floyd (46) telah dirilis pihak berwenang. Menurut para pemeriksa yang terlibat dalam proses autopsi itu, penyebab kematian Floyd adalah pembunuhan yang melibatkan tekanan atau cekikan pada leher.

Hasil autopsi kematian George Floyd (46) telah dirilis pihak berwenang, penyebab kematianya karena tekanan atau cekikan pada leher atau ditekan selama hampir sembilan menit dengan dengkul oleh polisi berkulit putih, Derek Chauvin, di Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat.

Pada saat kejadian, Floyd sudah beberapa kali memohon kepada sang polisi agar berhenti menindihnya.

“ Aku tidak bisa bernapas…” pinta Floyd.

Kematian George Floyd akibat kekejaman polisi inilah yang kemudian memicu unjuk rasa solidaritas besar-besaran dan meluas hingga wilayah-wilayah lain di AS.

Di Washington DC, unjuk rasa yang berlangsung hingga malam hari berubah menjadi ajang kekerasan selama tiga malam berturut-turut, membuat aparat keamanan terkejut dan memberlakukan kesiagaan tertinggi di kompleks Gedung Putih untuk pertama kali sejak serangan teror 11 September 2001.

Saat didatangi pendemo, Trump lebih memilih bersembunyi dan mengesampingkan perannya sebagai seorang presiden pemersatu bangsa, yang semestinya melekat pada dirinya.

Walau akhirnya Trump tampil berpidato di dalam kantornya untuk menanggapi aksi protes massa, kericuhan di luar Gedung Putih terus berlanjut. Aparat keamanan juga menembakkan gas air mata ke arah para demonstran yang tak terima atas perlakuan rasial polisi terhadap warga kulit hitam.

Dalam pidatonya, Trump memerintahkan kepada para gubernur di seluruh negara bagian AS untuk mengendalikan situasi di jalan-jalan, sementara dirinya bersembunyi.

Unjuk rasa sebagai protes atas kebrutalan polisi terhadap Floyd juga digelar di luar negeri, seperti di London, Berlin, dan kota-kota lain.

Juru bicara Gedung Putih, Judd Deere tidak banyak berkomentar terkait unjuk rasa solidaritas ini yang berakir ricuh.

Komandan Pengawal Kepresidenan juga tidak bersedia mengungkap cara dan metode operasi pengamanan presiden.

“ Gedung Putih tidak berkomentar mengenai protokol dan keputusan keamanan…” kata Judd.

Teriakan pengunjuk rasa di sekitar Gedung Putih sepanjang akhir pekan lalu, terdengar hingga Lafayette Park di dalam kompleks Gedung Putih. Pengawal kepresidenan dan petugas keamanan istana terlihat kerepotan untuk mengendalikan massa.

Minggu sore, massa kembali mendatangi area tersebut dan berhadap-hadapan dengan aparat kepolisian di Lafayette Park hingga malam.

Selama unjuk rasa berlangsung dan di tengah krisis nasional tersebut, Trump terus berupaya memperlihatkan kewenangannya, dengan mengunggah cuitan-cuitan bernada menghasut serta menyampaikan serangan-serangan bernada partisan.

Sementara dilanda unjuk rasa besar-besaran di kota-kota utama AS terus memperlihatkan kekerasan dan tayangan liputan televisi, para penasihat presiden mengusulkan agar Trump menyampaikan pidato kenegaraan untuk meredakan ketegangan di AS.

Namun, usulan tersebut urung dilaksanakan menyusul tidak jelasnya usulan kebijakan yang harus disampaikan dalam pidato tersebut.

Dan ternyata Trump juga terlihat tidak tertarik untuk menyampaikan pesan pentingnya akan keutuhan bangsa Amerika Serikat. Trump tidak tampil di hadapan publik.

Dalam beberapa hari terakhir, terlihat Pasukan Garda Nasional dan personel tambahan dari Dinas Pengawal Kepresidenan serta kepolisian AS diterjunkan untuk memperkuat pengamanan di kompleks Gedung Putih.

Departemen Kehakiman AS juga menurunkan Marshals Service (anggota pengamanan pengadilan) dan petugas Badan Penanggulangan Narkotika untuk memperkuat pasukan Garda Nasional berjaga-jaga di luar Gedung Putih.

Sementara Senin (1/6/2020) waktu setempat, dalam aksi protes di Kota Louisville, Negara Bagian Kentucky dilaporkan satu orang tewas ditembak polisi dan Kepala kepolisian setempat pun telah dipecat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.