PGSI DEMAK TOLAK KERAS RENCANA PEMULANGAN 600 ANGGOTA ISIS EKS WNI, MENAG LEBIH BAIK MIKIR NASIB GURU DAN PENDIDIKAN

Jatengtime.com-Demak-Pengurus Daerah Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PD-PGSI) Demak, menyatakan “ Menolak Keras “ rencana BNPT dan Menteri Agama untuk pemulangan 600 mantan anggota ISIS asal Indonesia yang berstatus Mantan Teroris atau Foreign Terrorist Fighters (FTF) yang saat ini masih berada di Timur Tengah.
Penolakan keras tersebut disampaikan Ketua PD-PGSI Demak, Noor Salim, Selasa (4/2/2019) pukul 10.00 WIB di RM.H. Salim, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, bahwa rencana BNPT dan Menteri Agama memulangkan 600 Warga ISIS asal Indonesia yang berstatus mantan teroris atau Foreign Terrorist Fighters (FTF) sama saja mengimpor paham radikalisme masuk ke Indonesia.
“ Rencana BNPT dan Menteri Agama memulangkan 600 anggota ISIS asal Indonesia sama saja mengimpor paham radikalisme untuk dikembangkan di Indonesia. Upaya ini sangat bertolak belakang dengan amanat Presiden Jokowi. Sebab mereka sudah nyata-nyata menganut paham Teroris yang sengaja dibalut dengan agama. Apalagi mereka sudah membakar paspor WNI-nya, jadi status mereka adalah Eks WNI yang jadi warga ISIS…” tegas Salim.
Di sisi lain, PGSI memberikan masukan, jika memang BNPT dan Menteri Agama tetap ngeyel (memaksa) memulangkan 600 anggota ISIS Eks WNI tersebut, maka sebaiknya Foreign Terrorist Fighters tersebut “ Dikarantina “ selama 40 hari sampai 3 bulan.
Selama karantina, 600 anggota ISIS Eks WNI tersebut digembleng dengan program Deradikalisasi oleh BNPT yang melibatkan organisasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah dan lain-lain.
Apabila ternyata 600 anggota ISIS Eks WNI tidak mau kembali atau pura-pura kembali menjadi WNI dan kemudian melakukan aksi teroris di Indonesia, maka BNPT dan Menteri Agama harus beranggung jawab.
Kusus penanganan anak-anak anggota ISIS Eks WNI, BNPT dan Menteri Agama bisa melibatkan organisasi profesi guru seperti PGSI dan lain lain dengan harapan, setelah masa karantina, anak-anak tersebut bisa kembali menjadi WNI yang baik.
Pandangan PGSI Demak tersebut menurut Noor Salim berkaca pada penanganan kasus Virus Corona yang dilakukan Pemerintah Indonesia.
Para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Cina (di Wuhan dan kota-kota lain) yang jelas-jelas belum terbukti terpapar Virus Corona saja dikarantina selama 14 hari untuk observasi.
Sedangkan 600 anggota ISIS Eks WNI ini sudah terbukti nyata mengikuti paham Radikal, jika dipulangkan dan langsung berbaur dengan masyarakat, maka dikawatirkan sangat berpotensi menimbulkan keresahan dan menyebarkan paham Teroris dari ISIS kepada warga.
Menag diminta lebih baik memperhatikan nasib guru.
PD-PGSI Demak juga meminta Menteri Agama Fachrul Razi jangan melupakan urusan Pendidikan.
“ Sejak jadi Menteri, Pak Fachrul ini justru sangat focus pada Radikalisme hingga melupakan urusan Guru. Padahal banyak persoalan guru yang harus diselesaikan. Penanganan teroris penting, namun masalah guru juga hal wajib yang harus diselesaikan oleh Kemenag…” imbuh Noor Salim.