PERINGATAN HARI AIR DAN BUMI 2018 SEKDA DEMAK AJAK TANAM POHON DAN KURANGI SAMPAH

Jatengtime.com-Demak-Peringatan hari Air dan Bumi tahun 2018 di halaman Setda komplek pendopo kabupaten Demak, Jum’at (20/4/2018) berlangsung penuh suasana edukasi alam yang nyata.

Apel yang dihadiri Sekda Kabupaten Demak dr. Singgih Setyono, MMR, Asisten 1, Asisten II, Asisten III, Kepala OPD se-Kabupaten Demak, Kepala Sekolah dan Guru SMA N 1 Demak serta Perwakilan Siswa – Siswi se-Kabupaten Demak lebih menekankan kepada faktor penyelamatan alam, sumber air dan pengelolaan sampah.

Dalam sambutanya Sekda dr. Singgih Setyono, MMR mengajak semua pihak utamanya diri sendiri agar menghargai keberadaan air dengan cara menjaga sumber air baik yang berada di sungai maupun mata air, menggunakan air dengan bijaksana hemat sesuai kebutuhan serta mengajak semua pihak untuk tidak membuang sampah sembarangan.

“ Kita semua paham bahwa air merupakan kunci kehidupan, kita tidak bisa hidup tanpa air. Keberadaan air memiliki banyak fungsi terutama sebagai air minum, sarana membersihkan diri baik dan untuk mandi dan bersuci…kata dr singgih.

“ Tidak kalah penting kita harus menghargai keberadaan air dengan cara menjaga sumber air baik yang berada di sungai maupun mata air. Marilah kita mulai dari diri sendiri dengan memanfaatkan air secara efisien, menghemat penggunaan air, dan tidak membuang sampah sembarangan yang nantinya bisa menyebabkan pencemaran air…” imbuh Sekda.

dr Singgih juga mengajak semua piihak untuk menjaga bumi dari segala yang bisa merusaknya akibat tangan manusia yang tidak bijaksana dalam mengelola sumber alam.

“ Saat ini penghijauan sangat diperlukan karena persediaan oksigen di bumi yang terbatas, sementara konsumsi oksigen selalu bertambah. Sudah sepantasnya kita prihatin terhadap keadaan bumi kita sekarang ini. Jangan hanya menebang pohon, tetapi juga menanam dan menjaga pohon hingga tumbuh besar dan menghasilkan oksigen…” ungkap dr Singgih.

Sekda juga mengajak untuk mengurangi sampah disekitar kita. Dimulai dari hal yang kecil, dengan mengurangi sampah plastik. Maka jika mengadakan rapat atau pertemuan kurangi makanan yang berbungkus plastik.

“ Ayo bareng-bareng membersihkan lingkungan. Termasuk di lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar kita. Menjadi tekad bersama bahwa tahun ini InsyaAllah kita mampu meraih Adipura…” ajak dr Singgih.

Apel peringatan untuk menjaga air dan bumi serta mengelola sampah dengan bijaksana tahun ini diisi dengan penanaman pohon secara simbolis oleh sekda dari perwakilan SMAN I Demak.

Di tempat terpisah, Pemred ( Pemimpin Redaksi ) media online jatengtime.com, Zuliadi Akhmad yang termasuk salah satu penggiat bonsai di Kabupaten Demak juga memberikan apresiasi dengan adanya upaya Pemkab Demak berperan aktif dalam menjaga lingkungan seraya mengisahkan bahwa diakui beberapa kurun waktu yang lalu, banyak pemburu ( pendongkel ) bonsai terkesan tidak menjaga lingkungan dengan cara mendongkel pohon untuk dijadikan bonsai.

“Beberapa tahun lalu memang banyak di jumpai teman2 pemburu bahan bonsai asal dongkel dan tidak menjaga lingkungan. Namun pelan-pelan sesuai arahan dari organisasi yang menaungi bidang bonsai, PPBI ( Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesai ) pola untuk memburu bahan bonsai berubah. Pemburu atau pendongkel sekarang sudah menjadi petani atau pembudidaya bonsai yang memanfaatkan dari sisa atau bekas potongan cabang atau ranting bonsai yang dimiliki…” kata  pemred jatengtime.

Dunia bonsai perlahan mulai berubah, teknologi tepat guna pertanian yang ditularkan sesama penggemar bonsai atau lewat sarasehan dapat membuka mata hati penggemar bonsai untuk ikut aktif menjaga lingkungan dan meyelamatkan spesies pohon yang hampir punah.

“ Sekarang petani bonsai Indonesia berubah pola pikir. Mereka sangat paham betul untuk memanfaatkan sisa atau bekas potongan dari anatomi bonsai koleksinya untuk di tanam kembali dialam atau di tempat persemaian masing-masing petani, apalagi potongan-potongan anatomi tersebut berasal dari jenis pohon langka, atau pohon impor.  Penggunaan pupuk kimia juga sudah jarang dipakai, petani lebih menyukai penggunaan pupuk alam yang mereka buat sendiri pupuk kompos dari pemanfaatan limbah daun atau cabang yang mati. Pemakaian pupuk kandang juga mulai menjadi kebutuhan mutlak dalam budidaya bonsai…” ungkap orang nomer 1 di jatengtime.

“ Sepintas memang seakan terkesan bonsai adalah pohon kerdil, namun kalau kita mau menelusuri ternyata dunia bonsai sangat besar dan juga layak disebut sebagai pelaku pertanian efektif dan ekonomis serta salah satu bukti upaya menjaga lingkungan. Setiap jengkal potongan anatomi sebuah pohon menjadi sangat berharga. Sebatang pohon dalam kurun waktu hitungan bulan akan berkembang menjadi puluhan bahkan ratusan bibit baru dari stek atau okulasi yang dilakukan para petani bonsai yang kemudian akan di tanam kembali di alam atau tempat persemaian dan harus diakui dari petani bonsai banyak spesies tanaman endemik beberapa daerah se-Indonesia yang langka dan hampir punah bisa diselamatkan serta dibudidayakan dari tangan dingin petani bonsai…” imbuh pemred.

Sebatang bonsai karena dia selalu di rawat dan tumbuh namun karena sebuah bonsai selalu dinikmati apabila tertata rapi seluruh bagian anatominya maka setiap saat anatomi bonsai tersebut harus di potong dan dari potongan inilah akan menjadi bibit atau bahan bonsai yang berjumlah banyak dan bernilai ekonomis sekaligus menjaga alam dari kerusakan maupun kepunahan suatu jenis pohon.