Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara Dwi Susilowati menjelaskan, trend pada tiga bulan pertama setiap tahun untuk penderita DBD di Jepara memang meningkat. Hal itu seiring dengan musim hujan yang memasuki masa puncaknya pada bulan-bulan awal setiap tahunnya.
Dari data yang kami miliki, tiga bulan awal tiap tahun kasus DBD Jepara meningkat di banding bulan-bulan sebelumnya. Seperti pada bulan Desember tahun lalu di Jepara di temukantujuh penderita DBD…Susi kepada media, Jum’at (8/1/2016)
Lebih lanjut Susi menambahkan mekanisme penanganan kusus penyakit DBD, pihaknya menerima laporan adanya penyakit DBD baik dari Rumah Sakit maupun Puskesmas seminggu sekali. Kemudian laporan ini di teruskan ke Bupati, namun ketika ada laporan pasien DBD meninggal laporan itu seketika di teruskan ke Bupati Jepara.
“Sampai saat ini, kami belum menerima laporan adanya penderita DBD yang meninggal dunia. Namun demikian di himbau kepada masyarakat se kabupaten Jepara untuk selalu melakukan gaya hidup dan mencegah penyakit DBD dengan cara yang cepat dan tepat seperti menguras, mengubur dan menutup tempat-tempat tampungan air yang menjadi tempat bersarang nyamuk penyebeb DBD….” imbuh Susi menegaskan.
Sumber dari pihak Rumah Sakit Daerah Jepara menambahkan “ Sudah saatnya penanganan penyakit mematikan DBD ini di lakukan serentak bersama-sama antara pemkab Jepara dan masyarakat. Kepedulian masyarakat sendiri sangat membantu berhasilnya program pemberantasan DBD. Saatnya digalakan swakarsa peduli penyakit DBD jangan tunggu sampai ada pasien terjangkit DBD atau bahkan nunggu sampai ada yang meninggal dunia karena DBD. Mulai swakarsa pola hidup sehat menguras, menimbun, menutup tampungan air dalam rangka memberantas DBD bahkan sampai swakarsa Fogging bila terjadi adanya peningkatan penyebaran nyamuk penyebab DBD. Jangan tunggu pemkab Jepara kalau kita saja sudah mampu. Biasakan memerangi DBD lebih awal jangan sampai nunggu ada yang meninggal…”
( jt-Jepara )