Untuk memastikan ketersediaan dan kondisi beras yang akan didistribusikan kepada masyarakat, beberapa waktu lalu Komisi B DPRD Demak melakukan inspeksi mendadak ke Gudang Bulog. Betapa mereka tercengang lantaran melihat dengan mata kepala sendiri, stok beras miskin (raskin) yang tersimpan di gudang itu penuh dengan kutu.
Melihat kenyataan itu, mereka kemudian berkeliling di dalam gudang dan mencermati tumpukan karung
berisi beras. Mata mereka semakin terbelalak karena mendapati banyaknya kutu yang merarap di karung-karung. Bahkan setelah diperiksa, isi karung-karung tersebut juga penuh kutu yang bersembunyi di antara butiran beras.
Ternyata populasi kutu hidup merata di sekitar 15.000 ton raskin yang akan dibagikan kepada ribuan rumah tangga miskin. Seperti diketahui, sejauh ini Gudang Bulog Demak menyuplai raskin ke 9 Kecamatan. Raskin untuk empat kecamatan, yakni Sayung, Mranggen, Karangawen dan Kecamatan Guntur
dipasok Gudang Bulog Pedurungan.
Anggota Komisi B DPRD Demak Farodhi mengatakan, sidak bertujuan memastikan kualitas beras sebelum disistribusikan kepada masyarakat miskin. Sedianya alokasi raskin untuk merayakan lebaran akan mulai disistribusikan pada 6 Agustus.
“Karena kondisi beras berkutu, kami meminta Bulog Demak agar membersihkannya dulu sebelum mendistribusikan ke warga miskin. Kasihan jika mereka harus mengonsumsi beras yang kondisinya seperti ini,” ujarnya.
Menurutnya, bulog telah teledor karena ribuan ton beras yang mereka simpan hingga penuh dengan kutu. Mestinya beras disimpan dalam kondisi tertutup rapat sehingga serangga tak dapat masuk.
“Padahal beras-beras ini terhitung masih baru. Beras masuk gudang pada bulan Mei. Tak mungkin berkutu kalau teknis penyimpanannya benar. Makanya, kami meminta bulog segera melakukan langkah-langkah teknis untuk membasmi kutu-kutu tersebut,” kata Farodhi.
Kepala Gudang Bulog Demak Wahir Maserang menyatakan akan segera melakukan fumigasi untuk menekan sekaligus membunuh berbagai jenis kutu yang ada. Fumigasi atau pengobatan antisipasi hama beras seperti kutu dan tikus semestinya sudah dilakukan rutin setiap tiga bulan sekali.
“Kami tak menyangka ini terjadi. Padahal langkah fumigasi dengan menaruh obat sejenis tablet pada sela-sela karung beras sudah kami lakukan,”katanya.**
Editor: Saruli