Memasuki bulan Ramadhan 1433 Hijriyah tahun ini, jumlah gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Semarang, Jawa Tengah mulai terlihat meningkat. Meski terus di razia bahkan ada larangan untuk tidak memberi,namun para gepeng ini terus saja datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan sekitarnya tetap menyerbu Kota Semarang.
Diperkirakan, jumlah gepeng yang ada saat ini di Kota Semarang mencapai ratusan orang pada bulan ramadhan. Padahal, pada hari-hari biasa, jumlahnya tidak sebanyak itu.
Kasi Pemberdayaan PPNS Satpol PP Kota Semarang, Eko Sulistiyono mengatakan, gepeng yang mulai menyerbu ini disinyalir dari daerah lain yang sengaja didrop untuk mengais keuntungan.
“Kalau mereka datang sendiri karena keterpaksaan, mungkin jumlahnya tidak begitu banyak. Biasanya ada yang membawa mereka, jadi makin banyak dan itu yang harus kita selidiki,” katanya di ruang kerjanya baru-baru ini.
Dijelaskannya, mereka akan menyebar di sejumlah sudut kota, terutama yang banyak pengunjungnya. Seperti di pertokoan Johar, Simpang lima, pusat perbelanjaan modern, Stasiun Kota, di masjid dan tempat-tempat lainnya.
“Padahal, selama ini Kota Semarang, sudah terlihat bersih dan tertib, dan juga mendapatkan Adipura,” ujarnya.*