BLORA – Produksi minyak di sumur tua minta segera dilakukan. Sebab, meski sudah mengantongi izin pengelolaan, namun belum banyak produksi yang dilakukan. PT Blora Patra Energi (BPE) sebagai perusda yang memegang izin pengelolaan diminta segera produksi. ‘’Produksi minyak saat ini menjadi isu nasional,’’ ujar Seno Margo Utomo, anggota sekretaris Tim Transparansi Migas Blora.
Dia mengatakan, beberapa hari lalu dia menghadiri undangan pameran perusahaan-perusahaan migas di dunia. Acara yang digelar di Jakarta itu, kata dia, juga ada sesi seminar dengan menghadirkan kementerian terkait migas. Seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan lainnya. Pemerintah, kata dia, minta agar kementerian terkait, pemerintah daerah atau pihak yang terkait dengan kegiatan migas memberikan dukungan upaya peningkatan produki minyak bumi secara nasional. ‘’Hal itu berdasarkan Inpres nomor 2 tahun 2012 ini,’’ kata Seno.
Namun di Blora, dia melihat belum ada upaya upaya untuk mendukung inpres tersebut. Sebab, sampai saat ini produksi minyak di sumur tua belum maksimal dilakukan. Bahkan, sumur minyak di bawah kendali PT BPE belum produksi sama sekali. Sehingga, juga belum memberikan sumbangan ke pendapan asli daerah (PAD). Padahal, potensi produksinya cukup bagus. ‘’PT BPE mengatakan, potensi produksi untuk tiga sumur yang siap produksi saja 1.000 liter per hari,’’ katanya.
Jika tiga sumur saja punya potensinya 1.000 liter per hari, maka produksi minyak di sumur tua Blora bisa lebih banyak. Sebab, saat ini PT BPE memegang izin untuk 36 sumur. Kemudian, mengajukan lagi izin pengelolaan 282 sumur baru. Jika izin itu turun, maka akan semakin banyak sumur minyak yang bisa dikelola. ‘’Kami menghitung potensi kita bisa 1.500 barel per hari. Cukup baguslah untuk membantu pencapaian target nasional meski kita belum punya produksi besar,’’ ungkapnya.
Yang paling penting, ujar anggota Komisi B ini, pemkab juga mendapatkan hasil dari produksi minyak itu. Sampai sekarang pemkab belum sama sekali menerima hasil dari sumur minyak yang izinnya dimiliki PT BPE. ‘’Perusda dibentuk salah satunya untuk meningkatkan PAD. Kalau tidak bisa berarti perusdanya gagal,’’ tegasnya.
Sementara Plt Dirut PT BPE Christian Prasetya menyatakan, kalau saat ini persiapan produksi sudah dilakukan. Ada tiga sumur di lapangan Kedinding Kecamatan Kedungtuban yang siap produksi. Dia juga membenarkan potensinya diperkirakan 1.000 liter per hari. Tahun ini dia yakin sudah bisa produksi dan bisa menghasilkan PAD. ‘’Jika tahun ini produksi, maka tahun depan kita sudah bisa setor PAD,’’ katanya. (humas-RD)